Wow, Ternyata Harta Karun RI Ini Baru Sepertiga Digarap

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
06 September 2023 10:15
FILE PHOTO: A worker holds iron ore at the Krakatau Bandar Samudra port, a subsidiary of PT Krakatau Steel Tbk in Cilegon, Indonesia's Banten province February 21, 2013. REUTERS/Beawiharta/File Photo
Foto: Bijih Besi (REUTERS/Beawiharta)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli terus mendorong agar kegiatan eksplorasi untuk menambah cadangan 'harta karun' dalam hal ini nikel di Indonesia dapat dilakukan.

Hal tersebut menyusul sisa umur cadangan nikel yang saat ini diprediksi tinggal belasan tahun lagi.

Rizal menyebut apabila melihat neraca cadangan bijih nikel saat ini, dengan banyaknya jumlah smelter yang beroperasi, maka sisa umur cadangan nikel di Indonesia menjadi sangat terbatas. Karena itu ia berharap ada proses eksplorasi lanjutan.

Baik itu kegiatan eksplorasi yang dilakukan di area brown field atau eksplorasi lanjutan oleh perusahaan yang sudah dapat Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan eksplorasi Green field di daerah-daerah baru yang memang belum dilakukan eksplorasi.

"Ini masih banyak daerah-daerah baru yang belum dieksplorasi terutama yang di daerah Indonesia Timur ya Sulawesi, Maluku, dan Papua. Kita baru sekitar 34% wilayah potensial yang memiliki sumber daya nikel itu yang baru dilakukan eksplorasi sehingga perlu segera dikembangkan ke arah sana," kata dia dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, Selasa (5/9/2023).

Menurut Rizal, dengan masih banyaknya wilayah di Indonesia yang belum dilakukan eksplorasi, ia berharap Kementerian ESDM dapat segera melakukan penunjukan langsung maupun lelang wilayah. Sehingga kegiatan eksplorasi untuk menemukan sumber cadangan nikel baru dapat segera terealisasi. "Kenapa? Karena kegiatan eksplorasi ini memakan waktu yang lama bisa antara 6 sampai 8 tahun baru kita tahu berapa besar cadangannya," katanya.

Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Muhammad Wafid menyebut pemerintah saat ini berencana untuk menerapkan moratorium pembangunan smelter nikel baru di Indonesia. Secara bersamaan, pemerintah juga meminta agar kegiatan eksplorasi nikel dilakukan secara masif.

"Mau gak mau kita harus meningkatkan resources dan cadangan, kita harus eksplorasi dan menambah cadangan. Kita evaluasi terus investasi yang stand alone ini agar ketersedian pasokan cukup," ujar Wafid saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (28/8/2023).

Di sisi lain, Wafid mengatakan untuk mengantisipasi membludaknya jumlah smelter di dalam negeri dan melihat sisa umur cadangan nikel, maka diperlukan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian dalam proses penerbitan Izin Usaha Industri (IUI) smelter.

"Dengan ketersediaan cadangan mestinya seperti itu, jadi tidak langsung diizinkan mendirikan, dilihat dulu kira-kira perizinan Kemenperin atau BKPM, izin itu diberikan kalau melihat kondisi cadangan seperti apa, kita punya berapa. Jangan-jangan diberikan tapi lifetime gak lama, jadi rugi nah seperti itu," tambah Wafid.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamerkan 'Harta Karun' Triliunan, Ribuan Loker Nambah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular