Putin Terancam! Medan Perang Mulai Pindah ke Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Dinamika perang Rusia-Ukraina terus menerus memunculkan perkembangan baru. Kali ini, Ukraina sedang dalam operasi serangan balasan untuk memukul pasukan Moskow yang mendiami wilayah Donbass.
Serangan balik yang dilontarkan Kyiv ini nyatanya telah melebar hingga masuk wilayah Rusia. Pada Rabu (30/82023), enam titik Negeri Beruang Merah dibombardir drone pasukan Kyiv, termasuk lapangan terbang tempat mereka menghancurkan pesawat angkut militer.
Para pejabat Rusia, dikutip Reuters, mengungkapkan serangan terjadi di wilayah Pskov, Bryansk, Kaluga, Orlov, Ryazan, dan Moskow. Meski begitu, Moskow mengaku telah menggagalkan semua serangan terhadap Rusia, terlepas dari kerusakan yang terjadi di lapangan.
Serangan tersebut menjadi bagian dari rentetan peningkatan tajam jumlah kendaraan udara tak berawak, atau UAV, yang melakukan serangan dari Ukraina. Mereka menyerang Tengah dan Selatan Rusia serta ibu kota Moskow dan Krimea dalam beberapa pekan terakhir.
Khusus Krimea, Kyiv terus menerus menargetkan Jembatan Selat Kerch, yang menjadi penghubung darat antara Daratan Rusia dengan Semenanjung Laut Hitam itu.
"Perang akan terjadi di Rusia. Ukraina menunjukkan bahwa hal ini dapat mempersulit hidup Rusia, Rusia, dan Putin," tutur ahli strategi pasar negara berkembang di BlueBay Asset Management, Timothy Ash, mengomentari serangan ini, dikutip CNBC International, Jumat (1/9/2023).
Penggunaan drone dalam perang Rusia-Ukraina sendiri menjadi salah satu poin vital pertempuran. Ukraina telah menjadi sasaran ribuan serangan pesawat tak berawak Kremlin selama konflik, dan hal serupa juga dialami oleh Moskow, di mana hal ini diprediksi dapat berpengaruh pada peta politik dalam negeri Rusia dengan mempengaruhi pandangan warga.
Walau begitu, para analis mengatakan bahwa serangan tersebut tidak akan mengganggu stabilitas rezim Presiden Rusia Vladimir Putin kecuali jika serangan tersebut berdampak langsung pada elit.
"Semua serangan pesawat tak berawak ini memaksa Kementerian Pertahanan Rusia untuk mendistribusikan aset pertahanannya dalam jumlah terbatas lebih jauh ke Rusia, misalnya, memindahkannya dari garis depan ke Moskow dan lapangan terbang di wilayah Rusia yang diakui secara internasional," Kirill Shamiev, seorang ilmuwan politik Rusia dan seorang peneliti tamu di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa.
"Hal ini sangat penting terutama untuk aset-aset yang jumlahnya terbatas seperti Pantsir, yang merupakan sistem (rudal anti-pesawat) yang bagus dan kuat di garis depan, tetapi sekarang mereka perlu membawa pulang sebagian dari aset tersebut."
(luc/luc)