Ini Alasan ASEAN Bisa Jadi Pusat Rantai Pasokan Global
Jakarta, CNBC Indonesia - Disrupsi rantai pasok regional dan global menjadi salah satu dampak pandemi Covid-19. Hal ini terjadi akibat penerapan aturan pembatasan kegiatan ekonomi, mulai dari pembatasan ekspor, pengurangan ekspor hingga pengenaan tarif impor.
Deputy Secretary General of ASEAN for ASEAN Economic Community, Aladdin D. Rillo mengatakan di tengah kondisi tekanan ekonomi, kawasan menyadari pentingnya pembukaan pasar untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan setiap negara, melalui komitmen pembukaan perdagangan dan investasi di kawasan.
"ASEAN harus bisa melahirkan pasar atau komunitas yang lebih terintegrasi, dengan memastikan untuk menghapuskan semua hambatan di perdagangan," tegas Rillo kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (18/8/2023).
Upaya tersebut harus dilakukan, karena ASEAN diyakini akan menjadi salah satu pusat rantai barang dunia (global value chain) pada 2030. Proyeksi tersebut berdasarkan transisi kawasan strategis pada 2020-2030 yang membuat ASEAN menjadi pemain penting dalam basis rantai pasok barang dunia.
Contohnya, tren pemindahan tempat usaha atau relokasi sejumlah pabrik asal Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Jepang dari China ke negara-negara ASEAN. Bahkan, beberapa perusahaan China juga memindahkan usahanya dari negaranya ke Asia Tenggara.
Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangannya mengungkapkan sikap netral yang jadi prinsip utama ASEAN kemungkinan jadi salah satu pertimbangan para pelaku usaha memindahkan usahanya ke Asia Tenggara, khususnya jika dikaitkan dengan dampak perang dagang AS dan China. Selain itu, adanya tren relokasi usaha tren perdagangan pun lebih tinggi ke Asia. Berdasarkan total nilai perdagangan antara AS dan Asia, Uni Eropa (EU) dan Asia, lebih tinggi daripada AS dan Eropa.
Melihat hal itu, berbagai lembaga keuangan pun ikut mengambil perannya dalam mendorong ekonomi kawasan semakin kuat, salah satunya dilakukan oleh United Overseas Bank (UOB) yang menghadirkan UOB Trade Finance. Layanan ini menawarkan solusi komprehensif bagi perusahaan yang terlibat dalam transaksi perdagangan domestik dan internasional. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai UOB, kunjungi halaman resmi UOB.
Solusi yang dihadirkan UOB tersebut meliputi pembiayaan perdagangan yang sesuai, seperti transaksi Letter of Credit (LC), Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), Penagihan Dokumen (Documentary Collection), Standby Letter of Credit, Shipping Guarantee, Bank Garansi (Banker's Guarantee), dan transaksi Open Account.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau AECC (ASEAN Economic Community Council) Airlangga Hartarto menjelaskan melalui keketuaannya tahun ini, Indonesia memiliki visi untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia sesuai tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.
Menurut Airlangga ada tiga hal yang perlu didorong untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan yaitu mengembangkan ketahanan kawasan, memperkuat faktor-faktor pendukung, serta mendorong implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Ketahanan kawasan akan diwujudkan dalam bentuk arsitektur kesehatan, ketahanan pangan, stabilitas keuangan, dan ketahanan energi. Terkait ketahanan energi, program akan diarahkan untuk mendukung percepatan transisi energi.
ASEAN akan didorong sebagai hub kendaraan listrik global, serta penguatan upaya de-karbonisasi sektor transportasi. Sementara itu, faktor pendukung yang akan diperkuat adalah sustainable Development Goals (SDGs), pasar keuangan dan investasi, transformasi digital, ekonomi kreatif, serta penanganan perubahan iklim.
(dpu/dpu)