Uni Eropa Pantang Nyerah Jegal RI di WTO, Ternyata Gegara Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus berupaya menggenjot program hilirisasi mineral mentah di dalam negeri, salah satunya seperti nikel. Sekalipun kebijakan ini mendapat pertentangan yang cukup keras dari Uni Eropa.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa RI tak gentar melawan Uni Eropa terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel yang digugat di WTO. Terbukti ketika kalah dalam gugatan ini, pemerintah Indonesia langsung naik banding.
"Begitu kita digugat kita kalah. Saya lapor kepada Pak Presiden kita kalah. Kita lanjutkan atau tidak pak? Apa kata presiden? Mas Bahlil negara ini sudah merdeka, negara ini ada pemerintahannya ada rakyatnya dilindungi oleh undang-undang. Gak boleh menyerah kepada negara manapun yang mau menekan kita lawan itu Uni Eropa di WTO," ujar Bahlil dalam Kuliah Umum Menteri Investasi/Kepala BKPM di Universitas Sebelas Maret (UNS), dikutip Kamis (24/8/2023).
Bahlil berseloroh bahwa pemerintah membangun negara ini tidak hanya sekedar mencari uang dan sekedar mencari lapangan pekerjaan. Namun yang tak kalah penting adalah wibawa negara juga harus dipertahankan.
"Maka sekarang kita lawan. Kenapa kita dibawa ke WTO? Saya sampaikan rahasianya. Karena dunia sekarang sedang dorong ke green energy dan green industry, karena pemanasan global cuaca emisi kita tinggi sekali dan sekarang di Jakarta polusi tinggi sekali. Maka ke depan fosil batu bara akan ditinggalkan," kata Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil pun memperkirakan bahwa hampir semua negara di dunia pada 2030 akan beralih menggunakan mobil listrik. Sementara dalam proses produksi mobil listrik, komponen baterai menyumbang sebesar 40% dan sisanya merupakan kerangka.
"Baterai ini bahan bakunya ada empat nikel, kobalt, mangan dan litium. Di Indonesia kita punya 3 yang tidak kita punya hanya lithium. Ini lah politik luar negeri dunia agar memaksa kita industri kita tidak berkembang," katanya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digugat Sana-Sini, Hubungan RI dengan Eropa Cs Masih Aman
