Kendaraan Jadi Biang Polusi Udara Jakarta, Bakal Dibatasi?

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
23 August 2023 15:35
Kepadatan arus lalu lintas kendaraan mobil dan motor di Jl. Lebak Bulus, Jakarta Selatan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Kepadatan arus lalu lintas kendaraan mobil dan motor di Jl. Lebak Bulus, Jakarta Selatan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mencatat polusi udara di DKI Jakarta terbesar datang dari pembakaran bahan bakar kendaraan ditambah adanya polusi debu. Tercatat, ada sekitar 40-an juta kendaraan bermotor yang lalu lalang di DKI Jakarta.

Hal itu disampaikan langsung oleh Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, Selasa (22/8/2023). Ia bilang, secara fundamental polusi udara datang dari pembakaran bahan bakar kendaraan yang tidak sempurna.

Pembakaran bahan bakar ini tentunya berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) beroktane rendah. "Kita punya 20 juta lebih kend bermotor di DKI Jakarta saja, belum yang keluar masuk ada 17 juta motor di DKI sekitar 3 juta something mobil, belum lagi bus truk dan sebagainya,"

"Ada PLTU juga, ada ribuan industri. Ini semua saling kontribusi, solusi utama adalah bagaimana menurunkan pembakaran ini combustionnya. Bagaimana kita limit emisi jika pembakaran terjadi dan bagaimana melindungi masyarakat dari terpapar polusi," terang Rachmat Kaimudin kepada CNBC Indonesia dalam Energy Corner, Selasa (22/8/2023).

Rachmat mengatakan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan oleh Vital Statistic DKI Jakarta, penyumbang terbesar polusi udara yang saat ini menghantui Jakarta adalah berasal dari sektor transportasi, industri, dan pembangkit listrik.

"Tapi yang saya pakai misal kalau ini dari DKI ada 9 data poin sumber emisi parameternya big three, pertama transportasi, kedua industri, dan ketiga pembangkit listrik," ujar Rachmat kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (22/8/2023).

Adapun lebih rinci, Rachmat menyebutkan bahwa sektor transportasi menjadi sektor yang menyumbang paling banyak emisi karbon di Jakarta. Selain itu, ada pula jenis polutan yang dinilai paling berbahaya bila terhirup yang mana juga terkandung pada polusi yang dihasilkan dari sektor transportasi yakni PM 2,5.

"Dari Vital Statistic Jakarta ini, dari 5 polutan ada SO2, ada NOX, CO, PM 10, dan PM 2,5. Ini partikel yang paling berbahaya PM 2,3 karena sangat kecil dan bisa masuk paru-paru. Yang paling besar itu 4 dari 5 polutan yang ada di studi ini itu keluar dari sektor transportasi terbesar yang PM 2,5 67%, kemudian industri 26,8%, power plant 5,7%. Jadi 2/3 datang dari transportasi," tambahnya.

Strategi pemerintah

Pemerintah melalui Kemenko Marves berkomitmen untuk bisa menekan polusi udara di DKI Jakarta ini. Diantara strateginya antara lain:

Pertama, pemerintah akan mengurangi terjadinya pembakaran bahan bakar yang menimbulkan emisi karbon. Diantaranya mengurangi jumlah kendaraan yakni mobil maupun motor yang beredar di jalanan.

Kedua, menggenjot peralihan penggunaan kendaraan dari bahan bakar minyak (BBM) ke electric vehicle (EV). "Bisa juga pakai BBM dengan tinggi kualitas," terang Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin kepada CNBC Indonesia dalam Energy Corner, Selasa (22/8/2023).

Ketiga, menurunkan kapasitas pembangkit listrik khususnya PLTU batu bara dan menggantinya dengan energi baru dan terbarukan (EBT). Rakhmat menyadari, bahwa penurunan kapasitas PLTU batu bara tentunya akan memakan biaya yang besar, sehingga pemerintah akan memberikan insentif, reward dan punishment.

"Kalo contohnya Scrubber di PLTU itu adalah alat dipasang di cerobong untuk mengurangi emisi, tentu saja suatu yang baik kita lihat saja capex perusaaan itu tetap masuk. PLTU seperti apa? What can we do untuk support," ungkap Rakhmat.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga Semakin Tercekik Polusi, Ini Wilayah Terburuk

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular