Harga Melesu, Tapi Setoran Batu Bara Cs Tembus Rp 117 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas, terutama batu bara, pada tahun ini menunjukkan tren penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata harga pada 2022 lalu.

Saat ini harga batu bara masih berada di level US$ 160-an per ton. Sejak Februari 2023, harga batu bara terus menurun ke bawah US$ 200 per ton.

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup di posisi US$ 160,75 per ton pada perdagangan Jumat (18/7/2023). Harganya naik 3,04%. Sejak awal Agustus, harga batu bara telah melesat 14,1% dari US$ 138,85.

Harga batu bara pada tahun ini tentunya jauh lebih rendah dibandingkan pada 2022 lalu. Pada 2022 lalu, harga batu bara bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi US$ 463,75 per ton pada September 2022, naik dari tertinggi di 2 Maret 2022, beberapa hari setelah Perang Rusia-Ukraina pecah, mencapai US$ 446 per ton.

Meski kini harga batu bara menunjukkan tren penurunan, namun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara telah melampaui target yang telah ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dikutip Senin (21/08/2023), PNBP dari sektor minerba hingga hari ini tercatat mencapai Rp 117,45 triliun atau 137,79% dari target Rp 85,24 triliun.

Adapun PNBP sektor minerba pada 2022 lalu tercatat mencapai Rp 183,50 triliun atau 180,19% dari target Rp 101,84 triliun.

Penerimaan Negara Bukan Pajak sektor minerba ini mayoritas berasal dari batu bara sekitar 70% dan selebihnya dari sektor komoditas mineral seperti nikel, tembaga, emas, timah, bauksit, dan lainnya.

Produksi batu bara nasional hingga Senin (21/08/2023) ini tercatat telah mencapai 459,83 juta ton atau 66,2% dari target produksi tahun ini yang sebesar 694,5 juta ton.

Baca: Bahlil Bocorkan Biang Kerok Polusi Udara Akut Jakarta!

(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Ketiban Durian Runtuh dari Batu Bara Cs Hingga Rp152 T