Investasi Loyo di Kuartal II, Ekonom Senior: Ada Efek Pemilu!
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior Raden Pardede menduga ada kecenderungan pelambatan pertumbuhan investasi di Indonesia pada kuartal II 2023 dipicu oleh Pemilihan Umum 2024.
Dia menduga para investor masih menunggu alias wait and see terkait dengan hasil pemilihan umum tersebut sehingga mereka memilih menunda investasi.
"Memang faktor wait and see ini cukup kuat kita dengar dari para investor," kata Raden Pardede dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Senin (7/8/2023).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17% pada kuartal II-2023. Dua penggerak pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini adalah konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah yang terus meningkat.
Raden mencatat sektor investasi bukan menjadi motor utama dari penggerak ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023. Dia mengatakan investasi di Indonesia memang masih mengalami pertumbuhan, namun masih di bawah rata-rata.
Data BPS menguatkan pendapat Raden Pardede. BPS mencatat Pembentukan Modal Tetap Bruto atau investasi pada kuartal II 2023 ada di bawah 5%, yakni 4,63%. Angka ini lebih rendah ketimbang pencapaian investasi di Indonesia pada kuartal II 2021 yang mencapai 7,52%. "Investasi itu tetap bertumbuh tetapi di bawah rata-rata sebetulnya," kata dia.
Raden memprediksi bahwa pelambatan investasi masih akan terjadi pada semester II 2023. Menurut dia, pemicunya adalah ketidakpastian mengenai hasil pemilu dan kelanjutan aturan-aturan mengenai investasi. "Memang bisa saja investasi agak sedikit melemah karena faktor ketidakpastian itu," kata dia.
Meski demikian, Raden mengatakan pelambatan pertumbuhan investasi itu akan diimbangi oleh meningkatnya konsumsi jelang Pemilu. Dia mengatakan pada masa pemilu, kegiatan belanja para kontestan akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Menurut Raden pelambatan investasi saat ini akan berakhir begitu calon pemenang Pemilu semakin kentara. "Begitu tahun depan sudah jelas siapa pemenangnya, siapapun itu, itu biasanya investasinya naik lagi," tutur dia.
(haa/haa)