Heboh Xi Jinping Ngamuk ke Putin, Tiba-Tiba China Kecam Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Presiden China Xi Jinping tiba-tiba mengecam pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin. Pernyataan resmi bahkan diberikan perwakilan Beijing di Moskow.
Kedutaan Besar China dilaporkan marah dengan apa yang disebutnya "penanganan brutal" oleh otoritas Rusia. Ini terkait penolakan masuk beberapa warga China ke negara itu.
"Kegiatan penegakan hukum Rusia yang brutal dan berlebihan dalam insiden ini telah secara serius melanggar hak dan kepentingan sah warga negara China," tegas kedutaan dalam sebuah postingan pada akhir pekan lalu di WeChat, outlet media sosial China yang populer, sebagaimana dimuat Strait Times mengutip Bloomberg dan juga The Express, Selasa (8/8/2023).
Kejadian berawal saat lima warga China berupaya memasuki Rusia 29 Juli. Mereka kemudian diperiksa di sebuah pos pemeriksaan di perbatasan Rusia-Kazakhstan.
Namun kedutaan mengatakan mereka diperiksa berulang kali bahkan diinterogasi hingga empat jam. Bukan hanya ditolak masuk, visa mereka pun dicabut.
Kedutaan China juga mengatakan telah membuat pernyataan kepada Kementerian Luar Negeri Rusia, Biro Keamanan Federal dan Layanan Penjaga Perbatasan Federal. Tinjauan video juga diberikan oleh orang-orang yang terlibat dalam insiden tersebut.
Kritik ini merupakan hal langka yang dilakukan China ke Rusia. Sebelumnya di 2022, kedua negara melalui presidennya mengumumkan "persahabatan tanpa batas".
Xi Jinping dan Putin sepakat tidak ada "zona terlarang" bagi kedua negara. China pun menonjolkan diri sebagai sosok yang menolak sanksi Barat pada perang yang dilakukan Rusia di Ukraina.
"Ini bertentangan dengan gambaran besar persahabatan China-Rusia dan tren yang berkembang dari pertukaran orang-ke-orang yang bersahabat antara kedua negara," tambah China.
"Menuntut penjelasan penjelasan penyebab insiden tersebut, mengambil tindakan aktif untuk menghilangkan pengaruh buruk, dan memastikan bahwa insiden serupa tidak akan terulang di masa depan," ujar kedutaan.
"Rusia perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut atas aktivitas penegakan hukum yang berlebihan oleh penjaga perbatasan dan memberikan jawaban yang memuaskan kepada pihak China", ujar perwakilan China itu lagi.
(sef/sef)