Semua Positif, Cuma Ekonomi Daerah Ini Minus di Kuartal II
Jakarta, CNBC Indonesia - Nusa Tenggara Barat atau NTB menjadi satu-satunya wilayah di Indonesia yang pertumbuhan ekonominya terkontraksi pada kuartal II-2023. Padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode itu tumbuh 5,17% secara tahunan atau year on year (yoy) atau naik dari kuartal I-2023 sebesar 5,03%.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi NTB pada periode itu minus 1,54% dengan kontribusi terhadap PDB nasional juga minus 0,48%. Pada kuartal I-2023 pertumbuhan ekonomi NTB masih mampu tumbuh 3,55%.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud menjelaskan, terkontraksinya pertumbuhan ekonomi NTB itu disebabkan penurunan kegiatan produksi di sektor pertambangan dan penggalian, khususnya untuk produksi tembaga dan pertanian maupun kehutanan.
"Karena adanya penurunan kegiatan pertambangan dan penggalian khususnya produksi tembaga serta kegiatan pertanian, kehutanan, dan perikanan khususnya produksi padi," ucap Edy saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (7/8/2023).
Sebagai informasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kuartal II-2023 adalah Maluku Utara sebesar 23,89% dengan kontribusi ke PDB nasional 3,06%. pertumbuhan itu didorong sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta pertanian, kehutanan dan perikanan.
"Itu banyak dibangun smelter besar di sana makanya sumber pertumbuhan ekonominya mirip di Sulawesi Selatan, yaitu manufaktur, pengolahan, terutama feronikel kemudian pertambangan dan penggalian, baru pertanian, kehutanan, dan perikanan," ucap Edy.
Kedua tertinggi adalah Sulawesi Tengah dengan pertumbuhan PDRB mencapai 11,86% dan kontribusinya terhadap PDB nasional adalah sebesar 2,54% yang ditopang oleh industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan.
"Paling besar di Sulteng itu manufaktur. Kita tahu banyak smelter yang mengolah bijih nikel jadi feronikel. Ini menjadi komoditas utama ekspor kita," tegas Edy.
(mij/mij)