Jokowi: Hati-hati, RI Cuma Punya Waktu 13 Tahun Lagi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa Indonesia hanya memiliki waktu kurang lebih 13 tahun untuk menjadi negara maju. Jika gagal, maka Indonesia akan terperangkap selamanya dalam middle income trap atau jebakan ekonomi kelas menengah.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi dalam acara Puncak LPDP Festival 2023 di Kota Kasablanca, Jakarta, minggu lalu (3/8/2023).
Presiden mengatakan bahwa dalam 13 tahun ke depan adalah masa yang sangat menentukan apakah Indonesia akan berhasil beranjak menjadi negara maju.
"Dalam 13 tahun ke depan ini adalah saat yang sangat menentukan negara kita bisa melompat jadi negara maju atau tidak," kata Jokowi dalam acara Puncak LPDP Festival 2023 di Kota Kasablanca, Jakarta, dikutip Senin (7/8/2023).
Oleh karena itu, dia menilai anak muda Indonesia harus mengerti persoalan negeri ini. Dengan demikian, anak muda terlibat lebih jauh untuk memajukan bangsa. Dia berharap Indonesia tidak memiliki nasib sama seperti negara di Amerika Latin yang kehilangan kesempatan untuk menjadi negara maju.
"Hati-hati banyak contoh di negara Amerika Latin tahun 50 tahun 60 tahun 70 sudah jadi negara berkembang. Tapi sampai saat ini masih tetap jadi negara berkembang karena tidak bisa memanfaatkan peluang yang diberikan," jelasnya.
"Kita dalam 13 tahun ini berarti kurang sampai 2038 diberikan peluang itu. Untuk bisa masuk jadi negara maju, bisa atau tidak ya tergantung kita sendiri," tegas Jokowi.
Sebelumnya, Ekonom Senior Chatib Basri sudah mengingatkan bahwa Indonesia hanya memiliki tenggat waktu pendek untuk memanfaatkan bonus demografi sebagai modal menjadi negara maju 2045.
Oleh karena itu, Indonesia harus membangun strategi yang benar-benar serius. Pasalnya, bonus demografi atau usia produktif yang melimpah di Indonesia akan terjadi di 2030. Ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena bonus ini demografi ini hanya akan bertahan hingga 2050.
"Setelah itu, di 2050 dia mulai naik, jadi setelah 2050 Indonesia masuk secara gradual ke aging population. Jadi, tidak demographic bonus lagi," jelas Chatib saat dihubungi CNBC Indonesia.
"Berarti ruang kita 2030 sampai 2050 itu 27 tahun. Berarti sebelum nanti tua atau banyak aging population, pertumbuhan ekonomi kita harus tumbuh tinggi," ujarnya.
Adapun di Indonesia, di mana saat ini baru saja ditetapkan oleh Bank Dunia sebagai negara kelas menengah atas, pendapatan per kapitanya baru mencapai US$ 4.580, dihitung berdasarkan Gross National Income (GNI) atau Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita.
"Bayangkan Indonesia kalau kita tumbuh terus sampai 2050, dengan kondisi pertumbuhan ekonomi 5% sampai 6%, pendapatan per kapita kita masih di bawah US$ 30.000," tegas Chatib.
(haa/haa)