Tekan Impor, RI Bakal Bangun Pabrik Panel Surya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
04 August 2023 13:45
Suasana Solar Panel (PLTS) di Gedung ESDM, Jakarta, Rabu (11/4). Solar panel merupakan terobasan baru bagi pengembang untuk solusi hemat listrik di masa kini. Banyak sejumlah pengembang mulai menerapkan pemanfaatan teknologi panel surya di setiap perumahan, sekolah, maupun perkantoran. Dengan adanya PLTS ini pemakaian listrik dapat hemat hingga 60 persen. ( CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa Indonesia saat ini tengah berupaya membangun industri pengolahan pasir kuarsa/silika di dalam negeri.

Ini dilakukan sebagai upaya pemerintah mengurangi ketergantungan terhadap impor komponen panel surya. Adapun smelter tersebut nantinya akan menghasilkan wafer sebagai bahan baku pembuatan panel surya.

"Indonesia juga berencana membangun pengolahan silika atau pasir kuarsa di dalam negeri menjadi wafer sebagai bahan sel surya," ungkap Arifin dalam acara Perpanjangan Kerja Sama Program Indonesia-Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI), di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/8/2023).

Setelah proses pembangunan industri pengolahan pasir kuarsa terbangun, selanjutnya Indonesia akan membangun pabrik panel surya untuk mengurangi impor dan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"Potensi pasar produk sel surya sangat besar karena solar merupakan pembangkit energi terbarukan terbesar yang akan dikembangkan lebih dari 400 GW pada tahun 2060," tambah Arifin.

Oleh sebab itu, dengan adanya komitmen baru dan dukungan tambahan, Arifin berharap kerja sama antara Indonesia dan Inggris bisa menjadi sarana yang baik. Utamanya untuk mencapai target transisi energi bersih Indonesia, serta tujuan nol emisi global.

Sebagaimana diketahui, Indonesia dan Inggris baru saja meluncurkan program Perpanjangan Kerja Sama Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI).

Dalam perpanjangan kerja sama ini, Inggris memberikan tambahan pendanaan sebesar 6,5 juta poundsterling atau Rp 135 miliar untuk menarik investasi bagi proyek energi terbarukan, dan mendukung upaya ambisius Indonesia dalam mempercepat transisi energi bersih.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Miris! Punya Harta Karun Ini, Tapi RI Gak Punya Pabriknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular