Internasional

Ukraina Nyerah Pakai Taktik Perang NATO, Apa yang Terjadi?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 August 2023 13:30
Tentara Ukraina melakukan pemeriksaan terakhir untuk menerbangkan drone di kamp pelatihan di tengah perang Rusia-Ukraina di Donetsk, Ukraina pada 11 Mei 2023. Bentrokan paling intens di negara itu berlanjut di Donetsk. (Vincenzo Circosta/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Tentara Ukraina melakukan pemeriksaan terakhir untuk menerbangkan drone di kamp pelatihan di tengah perang Rusia-Ukraina di Donetsk, Ukraina pada 11 Mei 2023. Bentrokan paling intens di negara itu berlanjut di Donetsk. (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Ukraina meninggalkan taktik pertempuran yang telah diajarkan negara-negara Barat dan kembali ke strategi pertahanan jarak jauh melawan pasukan Rusia.

Serangan balasan Ukraina, yang dimulai sejak awal Juni, diakui berjalan sangat lambat oleh pejabat Amerika Serikat (AS) dan juga negara itu sendiri. Hal ini dilaporkan pertama kali oleh The New York Times pada Rabu (2/8/2023).

Ukraina sejauh ini menyerang melalui ladang ranjau Rusia tanpa dukungan udara, tank-tank dan kendaraan lapis baja Ukraina yang dipasok Barat telah diambil oleh penerbangan dan artileri Rusia, dan Moskow memperkirakan bahwa serangan itu telah merugikan Kyiv setidaknya 30.000 orang.

Di garis depan, sembilan brigade Ukraina yang dilatih NATO, salah satunya, yakni Brigade Mekanik ke-47, dilaporkan kehilangan 30% kendaraan Bradley Infantry Fighting buatan Amerika dalam dua minggu.

"Menanggapi kekalahan ini, komandan militer Ukraina telah mengubah taktik, dengan fokus melemahkan pasukan Rusia dengan artileri dan rudal jarak jauh alih-alih terjun ke ladang ranjau di bawah tembakan," tulis New York Times, mengutip pejabat AS dan analis independen.

Laporan itu mencatat, dengan waktu pelatihan yang terbatas, pasukan Ukraina berjuang untuk mempraktikkan taktik senjata gabungan standar NATO.

Perencana militer Amerika mulai melatih pasukan Ukraina dalam perang manuver dalam upaya untuk menghemat amunisi. "Karena mereka lebih menekankan pada manuver... ada peluang bagus bahwa mereka akan membutuhkan lebih sedikit amunisi artileri," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menjelaskan pada Februari lalu.

Meskipun doktrin militer NATO biasanya mengasumsikan bahwa perang manuver akan dilakukan setelah pasukan Barat membangun superioritas udara, Ukraina melancarkan serangan balasannya karena kekurangan komponen penting dari strategi ini.

Namun demikian, para pejabat Barat dan media menggembar-gemborkan buku pedoman NATO baru Ukraina sebagai keuntungan tersembunyi yang akan membantu memberikan pasukan Ukraina kelincahan dan kecepatan yang mereka butuhkan untuk mengatasi perang dan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia.

"Fakta bahwa ini tidak terjadi menimbulkan pertanyaan tentang kualitas pelatihan yang diterima Ukraina dari Barat dan tentang apakah senjata senilai puluhan miliar dolar... telah berhasil mengubah militer Ukraina menjadi kekuatan tempur standar NATO," demikian menurut media tersebut.

Kini militer Ukraina tampaknya kembali ke gaya bertarung berat artileri, sehingga masalah amunisi kemungkinan besar akan kembali mengemuka. Stok AS sendiri sudah habis saat Washington mengirim munisi tandan alih-alih cangkang 155 mm standar NATO. Akibat ini, diprediksi Ukraina memiliki amunisi terbatas dan berisiko alami kerugian dalam perang.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Buat Kejutan di Pintu Gerbang Rusia, Ini Reaksi Putin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular