Internasional

Fenomena Baru Inggris, Gelandangan Serbu Jalan-Tiduri Trotoar

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
03 August 2023 07:40
Orang-orang yang tidur di luar toko yang tutup di Oxford Street, Londoin, Inggris, Rabu (2/8/2023) waktu setempat. (JUSTIN TALLIS / AFP)
Foto: Orang-orang yang tidur di luar toko yang tutup di Oxford Street, Londoin, Inggris, Rabu (2/8/2023) waktu setempat. (JUSTIN TALLIS / AFP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemandangan berbeda kali ini mengisi salah satu jalan ikonik di Kota London, Inggris, Oxford Street. Jalanan yang dikenal sebagai pusat perbelanjaan terbesar di Benua Eropa itu kali ini mulai dipenuhi gelandangan dan tunawisma yang tidur di emperan toko-toko saat malam hari.

BBC News melakukan penelusuran langsung di jalanan paling terkenal itu dan menemukan ada 62 orang yang tidur di malam hari. Kebanyakan adalah laki-laki, namun juga ditemukan perempuan, pasangan, dan anak-anak.

Dalam penelusuran, ditemukan bahwa para tunawisma dan gelandangan itu mayoritas berasal dari Rumania. Beberapa dari mereka tidak memiliki pekerjaan kecuali meminta-minta sementara lainnya berstatus ilegal.

"Ini bukan kehidupan yang mudah di jalanan," ujar salah seorang tunawisma bernama Fernando, awal pekan ini, dikutip Kamis (3/8/2023).

"Sesekali ada orang yang melempar minuman ke arah kami dan berkata-kata kasar," katanya.

Temuan banyaknya tunawisma ini juga terlihat dari situs perencana perjalanan, Trip Advisor. Dalam sebuah kolom komentar terkait Oxford Street, seorang pelancong membagikan pengalamannya bertemu dengan para tunawisma, yang disebutnya sebagai sesuatu yang buruk.

"Apakah orang-orang ini di mana tunawisma asli atau tidak adalah hal lain tetapi ada banyak hal yang saya lewati begitu saja dari mereka," tulisnya.

"Beberapa dari mereka hanya menginginkan uang dan merupakan orang yang sangat kasar," katanya.

Sebenarnya di akhir Juni lalu, Otoritas London Raya (GLA) mengatakan angka tidur di jalanan melonjak 21% dibanding tahun lalu, dengan jumlahnya saat ini mencapai 10.053 jiwa. Media Inggris The Guardian melaporkan lonjakan itu kemungkinan merupakan cerminan dari kenaikan biaya hidup, dan pengurangan ketentuan darurat Covid-19.

Isu ini pun telah menjadi perhatian Negeri Big Ben. Pemerintah Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak telah berjanji kepada parlemen untuk bisa menyelesaikan masalah ini segera.

Selain PM, komentar juga muncul dari figur monarki Inggris, Pangeran William. Ia mengatakan ingin tunawisma menjadi "langka, singkat dan tidak berulang".

Meski begitu, janji dan keinginan pemerintah serta kerajaan masih dirasa tak akan menemui realita yang sesuai. Kepala Eksekutif Krisis Amal Tunawisma, Matt Downie, mengatakan saat ini para tunawisma telah merasa frustasi, apalagi dengan kerasnya hidup di jalanan.

"Pada tingkat ini, terus terang tidak ada harapan bahwa mereka (pemerintah) akan mencapai target mereka," paparnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Inggris Ngeri! Perempuan Bertahan Hidup dengan Seks

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular