Pilih Malaysia atau Thailand, Tesla Akhirnya Bergantung ke RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan tidak mempermasalahkan apabila pabrikan kendaraan listrik asal Amerika Serikat yakni Tesla lebih memilih Malaysia atau Thailand sebagai tujuan investasi.
Namun perlu diingat, negara tujuan investasi Tesla tersebut cukup bergantung pada RI selama ini, khususnya dalam pasokan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik.
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusuma mengatakan, ia tak mempersoalkan di mana Tesla akan berinvestasi. Hanya, ia mengingatkan bahwa Indonesia mempunyai kendali atas pasokan bijih nikel global.
"Mau ke Thailand silahkan, ambil baterai dari mana? China sendiri dari kita, harganya itu 35% baterai, jadi memang harus di atas kertas adalah bisnis," ujarnya dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Rabu (2/8/2023).
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi optimistis Tesla akan merealisasikan investasinya di Indonesia untuk pendirian pabrik kendaraan listrik. Hal tersebut menyusul dengan keputusan Tesla yang baru-baru ini justru berinvestasi di Malaysia.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan bahwa pihaknya tak khawatir mengenai rencana investasi Tesla di Malaysia. Mengingat, fokus Tesla di negeri jiran hanya sebatas pada sektor distribusi dan penjualan.
"Tesla investasi di Malaysia bukan pabrik EV tapi memang untuk distribusi penjualan jadi kita ga terlalu worried tentang itu. Kan yang kita incer pabrik EV nya. Kalau Malaysia dia hanya investasi jaringan distribusi dan charging saja," ungkap Seto ditemui di sela acara "Nickel Conference 2023" CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (25/07/2023).
(wia)