Internasional

Malapetaka China: Kota 'Tenggelam', Korban Tewas Berjatuhan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 August 2023 15:43
Warga mengarungi banjir setelah hujan deras di Zhuozhou, provinsi Hebei, China 1 Agustus 2023. (cnsphoto via REUTERS)
Foto: Warga mengarungi banjir setelah hujan deras di Zhuozhou, provinsi Hebei, China 1 Agustus 2023. (via REUTERS/STRINGER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China mengirim ribuan pekerja penyelamat ke Zhuozhou, kota di barat daya Beijing yang memiliki lebih dari 600.000 penduduk, yang dilanda banjir akibat Topan Doksuri belum lama ini.

Media CCTV melaporkan sekitar 9.000 penyelamat telah dikirim ke Zhuozhou, di mana lebih banyak tim penyelamat bergegas dari provinsi tetangga Henan dan Shanxi.

Zhuozhou yang berada di provinsi Hebei telah dihantam badai terburuk dalam lebih dari satu dekade yang telah menewaskan sedikitnya 20 orang.

Menurut data resmi, kota itu juga berbatasan dengan Beijing, yang dilanda curah hujan paling deras dalam 140 tahun antara Sabtu lalu hingga Rabu (2/8/2023) dini hari.

Pihak berwenang di Hebei telah mengumumkan keadaan darurat karena curah hujan rata-rata 355 mm sejak Sabtu. Lebih dari 134.000 penduduk Zhuozhou terkena dampaknya, dengan lebih dari seperenam penduduk kota dievakuasi.

Di pertemuan beberapa sungai, Zhuozhou adalah salah satu kota yang paling terpukul di Hebei karena banjir berpindah ke hilir. Ini menggenangi daerah pemukiman lebih dari dua kali ukuran ibu kota Prancis, dan mempengaruhi hampir 650 hektare lahan pertanian.

Biro keamanan publik setempat mengatakan pada Selasa bahwa kota itu menghadapi kekurangan air dan pemadaman sebagian listrik, menambahkan bahwa mereka sangat membutuhkan rakit, jaket pelampung, dan pasokan darurat. Penduduk mengatakan air naik setinggi empat meter.

Gambar satelit yang diambil pada Selasa menunjukkan Zhuozhou dikelilingi oleh air banjir di tiga sisi. Surat kabar Global Times melaporkan bahwa sejumlah besar air mengalir dari Beijing ke tiga sungai di sekitar Zhuozhou.

Banyak penduduk Zhuozhou mengeluh di media sosial tentang berapa lama upaya penyelamatan dan pemulihan berlangsung.

"Kami mengambil debit air banjir dari Beijing, jadi mereka harus memberi kami penyelamatan dan peralatan, tapi tidak ada apa-apa," curhat seorang netizen di mikroblog populer China, Weibo, seperti dikutip Reuters.

Banjir juga melanda gudang di kota, pusat logistik. Otoritas Hebei mengatakan mereka telah membuka area pengalihan banjir lainnya di Sungai Yongding pada Rabu untuk membantu meredakan banjir.

BooksChina.com, sebuah toko buku online, mengatakan di akun WeChat pada Selasa malam bahwa staf mereka sedang menunggu petugas penyelamat di lantai empat gudang mereka yang kebanjiran.

Sementara Xinhua melaporkan saat air banjir mengalir ke selatan, pihak berwenang di kota Gaobeidian telah mengevakuasi 113.000 penduduk, serta membuka waduk untuk menampung kelebihan air.

Topan Doksuri tidak hanya menyapu China, tetapi juga Jepang. Topan tersebut juga melanda prefektur Okinawa barat daya dan diperkirakan akan membelok ke barat di Laut Cina Timur, tetapi kemudian berbelok ke timur laut.

Topan ini juga berpotensi menuju pulau terbesar ketiga di Jepang, Kyushu.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret China Lumpuh Total Usai Dihantam Topan Doksuri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular