Internasional

Putin Siap Perang Lawan NATO, Rusia Ungkap Kapan Pakai Nuklir

sef & Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
31 July 2023 15:02
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China di Kremlin di Moskow pada 20 Maret 2023. (SERGEI KARPUKHIN/SPUTNIK/AFP via Getty Images)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China di Kremlin di Moskow pada 20 Maret 2023. (SPUTNIK/AFP via Getty Images/SERGEI KARPUKHIN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia Ukraina belum juga kelar. Bahkan sejumlah fakta baru muncul dipermukaan.

Mulai dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang menegaskan negerinya siap melawan NATO. Hingga serangan drone ke Moskow, ibu kota Rusia.

Belum lagi komentar terbaru Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terkait Babak baru perang. Hingga mantas presiden Rusia yang menguak kapan Kremlin akan menggunakan senjata nuklir.

Berikut update lengkapnya dirangkum CNBC Indonesia, dari berbagai sumber, Senin (31/7/2023).

Putin Siap Perang Lawan NATO

Presiden Putin menegaskan Rusia siap berperang melawan NATO. Komentar terbaru ini bukan menanggapi perang Rusia dan Ukraina tapi perang Suriah, di mana jet tempur Rusia dan Amerika Serikat (AS) hampir bertabrakan.

"Tidak ada yang menginginkan itu," kata sang presiden saat bertemu dengan wartawan Rusia, dimuat Russia Today, akhir pekan.

"(Namun) jika seseorang menginginkannya - dan itu bukan kami - maka kami siap," tambah Putin.

Perlu diketahui dalam perang Suriah, Rusia dan NATO terlibat dalam dua sisi yang berbeda. Sementara NATO membela kepentingan pemerintah Bashar Al Assad, NATO membela kepentingan Turki yang terlibat karena memerangi pemberontak Kurdi yang membela Assad.

Militer Rusia sendiri telah melaporkan total 23 insiden berbahaya yang melibatkan pesawatnya dan koalisi pimpinan AS sejak awal 2023. Sebagian besar insiden terjadi pada bulan Juli.

Dalam 11 kasus, pilot Rusia tercatat menjadi sasaran sistem senjata Barat. Rusia mengklaim, provokasi semacam itu oleh pimpinan AS menyebabkan keterlibatan otomatis sistem pertahanan onboard yang melepaskan suar umpan.

Sementara itu, kemungkinan perang NATO dan Rusia pecah juga berulang kali diperingatkan Moskow ke Washington dan sekutu di Ukraina. Resiko potensi konflik langsung antara Rusia dan NATO bisa saja terjadi akibat dukungan blok itu ke Kyiv.

"Pasokan senjata Barat yang berkelanjutan ke Kyiv hanya memperpanjang permusuhan dan memaksa pendukung Baratnya untuk terlibat lebih dalam dalam konflik," klaim Rusia.

Drone Ukraina Hantam Moskow, Bandara Tutup

Moskow kembali diserang drone, Minggu waktu setempat. Gedung perkantoran rusak dan bandara international ditutup akibat kejadian itu.

Meski Rusia menekankan bahwa semua drone telah ditembak jatuh sebelum mencapai sasaran, pesawat tak berawak tersebut diketahui mengenai sebuah komplek perkantoran di wilayah ibu kota. Gambar-gambar menunjukan bagaimana kaca pecah di puncak sebuah bangunan tinggi.

Kantor berita TASS juga menyebut bagaimana bandara Vnukovo ditutup untuk keberangkatan dan kedatangan di mana penerbangan dialihkan ke bandara lain. Namun operasi disebut kembali normal satu jam kemudian.

"Pada pagi hari tanggal 30 Juli, upaya serangan teroris rezim Kyiv dengan kendaraan udara tak berawak pada objek di kota Moskow digagalkan," ujar Kementerian Pertahanan Rusia, melalui Telegram, dikutip AFP.

"Satu drone Ukraina dihancurkan di udara oleh sistem pertahanan udara di atas wilayah distrik Odintsovo di wilayah Moskow," tambahnya.

"Dua drone lagi dihancurkan oleh peperangan elektronik dan, setelah kehilangan kendali, jatuh di wilayah kompleks bangunan non-perumahan Kota Moskow," jelas kementerian lagi.

Hal sama juga dikatakan Walikota Sergei Sobyanin. Ia memposting di Telegram bahwa dua menara kantor kota rusak ringan tetapi menambahkan tidak ada korban.

Bukan hanya Moskow, total 25 drone juga menyerang Krimea. Wilayah ini dianeksasi Rusia sejak 2004 dari Kyiv.

Jumat lalu, drone juga dilaporkan menyerang wilayah Rostov yang berbatasan dengan Ukraina. Sedikitnya 16 orang luka oleh puing-puing yang jatuh di kota Taganrog.

Rudal juga menyerang kota Azov. Namun puing-puing di klaim jatuh di wilayah tak berpenghuni.

Serangan tersebut dikatakan Rusia sebagai tindakan terorisme. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menunjuk NATO sebagai dalang.

"Tidak mungkin (serangan) terjadi tanpa bantuan yang diberikan kepada rezim Kyiv oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya," tambahnya.

Rudal Rusia Serang Zaporizhzhia dan Sumy

Sementara itu, Sabtu, Ukraina menyebut Rusia menyerang Zaporizhzhia. Sebanyak dua warga sipil juga tewas dan 20 terluka dalam serangan maut lain di kota timur laut Sumy.

Mengutip CNN International, kedua daerah tersebut telah mengalami pengeboman yang lama selama akhir pekan. Otoritas Ukraina di Sumy mengatakan telah terjadi 25 serangan dalam satu hari.

Sedangkan seorang pemimpin militer di Zaporizhzhia mengatakan pasukan Rusia telah melakukan 77 serangan terhadap 20 pemukiman di seluruh Zaporizhzhia. Serangan menghantam 31 bangunan tempat tinggal dan infrastruktur lainnya.

Babak Baru Perang: Kini di Wilayah Rusia

Presiden Ukraina Zelensky memberi keterangan terkait serangan drone yang terjadi di Moskow dan beberapa wilaya Rusia Minggu. Ia mengatakan perang mulai "secara bertahap" kembali ke wilayah Rusia.

"Ukraina semakin kuat, dan perang secara bertahap kembali ke wilayah Rusia, ke pusat simbolis dan pangkalan militernya," kata Zelensky dalam pidato hariannya, Minggu malam dimuat CNN International.

"Ini adalah hal yang tak terhindarkan, alami, dan benar-benar adil," tegasnya.

Seorang juru bicara Angkatan Udara Ukraina juga mengatakan serangan pesawat tak berawak terbaru di Moskow ditujukan untuk menyerang Rusia yang telah menginvasi Ukraina sejak Februari 2022. Sehingga Rusia tidak terpikir kalau perang hanya terjadi di Ukraina saja dan jauh dari wilayah mereka.

"Selalu ada sesuatu yang terbang di Rusia, juga di Moskow. Sekarang perang mempengaruhi mereka yang tidak peduli," kata juru bicara militer Yurii Ihnat di televisi Ukraina.

"Tidak peduli bagaimana pihak berwenang Rusia ingin menutup mata terhadap hal ini dengan mengatakan bahwa mereka telah mencegat semuanya ... sesuatu memang terjadi," tambahnya

Sementara itu, Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov, yang kementeriannya mengawasi rencana pengadaan drone, mengatakan akan ada lebih banyak serangan drone datang ke Rusia. Ini kedua kali terjadi di Moskow, setelah awal pekan ini juga manjadi sasaran seringam, yang diakui Ukraina.

Rusia Warning, Kapan Nuklir Digunakan

Retorika perang nuklir yang timbul pasca perang Rusia-Ukraina menguat. Ancaman terbaru penggunaan senjata mematikan itu disampaikan oleh Wakil Dewan Keamanan yang juga Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.

Dalam sebuah pernyataan di akun media sosialnya, Medvedev menjelaskan bahwa Moskow harus menggunakan senjata nuklir jika serangan balasan Kyiv yang sedang berlangsung berhasil. Menurutnya, hal ini diluncurkan karena Rusia tidak mempunyai pilihan lain.

"Bayangkan jika.. ofensif, yang didukung oleh NATO, berhasil dan mereka merobek sebagian tanah kami maka kami akan dipaksa untuk menggunakan senjata nuklir sesuai aturan keputusan dari presiden Rusia," paparnya dikutip Reuters.

"Tidak akan ada pilihan lain. Jadi musuh kita harus berdoa untuk (kesuksesan) prajurit kita. Mereka memastikan bahwa api nuklir global tidak tersulut."

Medvedev sendiri telah berulang kali mengungkapkan rencana-rencana terkait penggunaan senjata nuklir Rusia. Sebelumnya, ia menyebut langkah Barat untuk membantu persenjataan untuk Ukraina telah memicu meluasnya konfrontasi menjadi konflik nuklir.

Saat ini, Ukraina mencoba untuk merebut kembali wilayah yang telah dianeksasi secara sepihak. Dalam prosesnya, Kyiv melaporkan beberapa kemajuan di Front Timur dan Selatan.

Tak hanya itu, Ukraina juga disebutkan telah melancarkan serangan di dalam Rusia. Terbaru, serangan drone menghantam pusat finansial dan bisnis di ibu kota Moskow, yang berjarak 500 km dari perbatasan Rusia-Ukraina.

Meski begitu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Sabtu bahwa tidak ada perubahan kekuasaan di medan perang. Ia juga mengklaim Ukraina telah kehilangan banyak peralatan militer sejak 4 Juni.

Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu. Putin beralasan bahwa serangan didasarkan pada niatan Kyiv untuk bergabung dengan NATO, yang notabenenya merupakan rival dari Moskow.

Selain itu, Putin berniat untuk mengambil wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya dikendalikan Ukraina. Ini untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang disebutnya mengalami persekusi dari kelompok ultra nasionalis Ukraina.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Putin Ngamuk, Rusia Mendadak Diserang!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular