
Efek Warga Menengah-Bawah, Kondominium di DKI Menjamur

Jakarta, CNBC Indonesia - Total pasokan kumulatif kondominium di Jabodetabek mencapai 375.438 unit pada kuartal kedua tahun 2023, meningkat sebesar 0,29% dari kuartal sebelumnya dan 6,8% dari tahun sebelumnya. Sekitar 1.090 unit kondominium dari 3 proyek diselesaikan pada kuartal ulasan, sebagian besar berlokasi di Jakarta Selatan.
"Pada periode yang sama, tidak ada proyek baru yang diperkenalkan ke pasar dan total pasokan kondominium yang direncanakan tetap tidak berubah, sebesar 112.089 unit. Meskipun beberapa pengembang masih menguji kondisi pasar dengan melakukan pra-registrasi minat untuk proyek- proyek mereka di masa depan, sebagian besar pengembang fokus pada pemasaran pasokan saat ini," rilis laporan Cushman & Wakefield, Jumat (28/7/2023).
Pasokan yang diusulkan didominasi oleh segmen menengah-bawah mendominasi sebesar 45,8%. Diikuti oleh segmen menengah, menengah atas, dan atas masing-masing sebesar 40,3%, 9,3%, dan 4,6%. Dari segi lokasi, tambahan pasokan dari proyek-proyek yang sudah ada dan yang akan datang terjadi di area Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi (Debotabek), sebagian besar di Bekasi dan Tangerang.
"Jumlah unit kondominium yang sudah ada di area Debotabek mencapai 161.489 unit, mewakili 43% dari total pasokan di kawasan Jabodetabek. Sementara itu, pasokan kondominium yang direncanakan di area Debotabek diperkirakan mencapai 87.388 unit atau 78% dari total pasokan yang direncanakan," tulisnya.
Pasar kondominium Jabodetabek tetap stabil, dengan tingkat penjualan kondominium yang sudah ada tercatat sebesar 93,6%. Ini menunjukkan peningkatan hanya 0,4% dari kuartal sebelumnya dan 0,1% secara tahunan. Sementara itu, tingkat pra-penjualan proyek kondominium yang diusulkan meningkat sebesar 1,15% dari kuartal sebelumnya menjadi 60,4%, menyisakan 44.428 unit stok masa depan yang harus diserap.
Dalam hal tingkat penyerapan secara keseluruhan baik dari kondominium yang sudah ada dan yang direncanakan, mengalami peningkatan sebesar 21% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu. Tingkat hunian pada kuartal ini mencapai tingkat hunian tertinggi sejak pandemi, yaitu 57,8%. Atau naik 2,03% secara kuartal dan tumbuh 6,8% secara tahunan.
"Peningkatan terbesar dalam tingkat hunian terjadi di area CBD (pusat bisnis) Jakarta dan area sekunder yang berdekatan dengan universitas. Transaksi secara keseluruhan selama kuartal kedua tahun 2023 didominasi oleh proyek kelas menengah ke bawah, sebesar 70,2% dari total transaksi. Pada kuartal-kuartal mendatang, kelas menengah ke bawah diperkirakan akan tetap mendominasi pasar," tulis Cushman & Wakefield.
Tren harga kondominium di Jabodetabek relatif stabil sepanjang kuartal ulasan, berada di Rp47.700.000 per m2, naik 0,6% secara kuartal dan 7% secara tahunan. Kenaikan harga juga terjadi untuk kondominium di area CBD Jakarta.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aguan 'Turun Gunung', Ini Proyek Raksasanya di Pinggir DKI