Kala Produk UMKM Kaltim Dapat 'Berkah' dari Heboh IKN
Jakarta, CNBC Indonesia - Blok stan Kalimantan Timur di pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2023 yang digelar Bank Indonesia di Hall B Jakarta Convention Center menyedot perhatian banyak pengunjung pada hari pembukaan acara, Kamis (27/7/2023).
Pengunjung yang datang ke stan itu banyak yang penasaran melihat produk UMKM buatan wilayah yang akan menjadi ibu kota baru Indonesia, Ibu Kota Nusantara (IKN). Posisinya juga strategis, di samping pintu masuk area pameran, dekat stan Papua dan Papua Barat.
"Kalau ini sih terutama orang banyak ingin tahu Kaltim bagaimana, produk kerajinan lokal seperti apa, pengembangannya seperti apa, jadi sekarang makin ramai," kata Padlian, pemilik Manika Kaltim yang memejeng produknya di stan Kalimantan Timur kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (28/7/2023).
Wastra Kalimantan memang menjadi tema KKI 2023 dengan tagline Badarau Nusantara. Badarau sendiri berasal dari Bahasa Banjar yang bermakna bersama-sama, gotong royong, atau serentak. Tak Aneh bila produk UMKM Kalimantan menjadi sorotan pengunjung kali ini.
Manika Kaltim milik Padlan memamerkan produk kerajinan asli khas Dayak Kayan. Ornamen motif Dayak Kalimantan timur dibuat dengan rapi menggunakan manik-manik dan dikombinasikan ke dalam produk fesyen seperti tas, dompet, kalung, kotak tisu, rok, kain, hingga aksesori dan dekorasi rumah lainnya.
Produknya dijual dengan harga beragam, seperti kalung etnik modern Rp 150.000 hingga rok atau ta'ah full manik Rp 2.500.000. Pemasarannya tak hanya di berbagai pulau Indonesia, melainkan sudah merambah ekspor, seperti ke Malaysia, Singapura, dan Australia.
Dengan pasar yang sedemikian besar, Padlian mengatakan, omzet yang ia catat setiap kuartal nya sekira Rp 800 juta. Catatan per kuartal ini kata dia merupakan hasil pendampingan Bank Indonesia supaya pembukuan Manika Kaltim bisa semakin baik.
"Jadi untuk triwulan sebelumnya Rp 800-an juta. Sudah semua termasuk ekspor, cuma kalau ekspor mungkin bayanginnya kontainer, tapi karena mani-manik, berkoli-koli aja seperti dus rokok, bisa 5 dus, 4 dus, enggak sampai kontainer. Tapi sudah dalam produk jadi," tuturnya.
Padlian bukan pemain baru di industri kerajinan itu. Ia menceritakan, Manika Kaltim didirikan, Siti Aisyah, ibunda istrinya pada 1995 untuk keperluan adat suku Dayak. Namun, setelah diteruskan oleh ia dan sang istri, produk Manika Kaltim berkembang dan merambah ke produk fesyen, dekorasi rumah, dan suvenir pernikahan.
"Jadi estafetnya betul-betul matang kami pada 2017, itu baru betul-betul kami full tangani usaha ini. Dulu kan untuk membuat keperluan adat, jadi suku dayak seperti ini, seperti itu, jadi sekarang kita kreasikan kembali," ucap Padlian.
Meneruskan dan mempertahankan usaha keluarga hingga saat ini tentu bukan perkara mudah, apalagi di tengah pesatnya tren fesyen dan maraknya tekstil serta barang-barang dari tekstil di toko online atau e-commerce dalam dan luar negeri yang harganya sangat miring alias kelewat murah.
Padlian mengaku punya resep tersendiri untuk mempertahankan bisnis itu. Resep ini telah turun temurun diajarkan sang orang tua dan tak pernah mereka lupakan untuk mempertahankan kualitas dan keindahan produk anyaman manik-manik itu. Ia tak segan membagikan resep itu ke masyarakat.
"Memang orang tua kami mengajarkan untuk membuat suatu produk harus seakan-akan produk itu kita pakai sendiri, kan kalau kita untuk buat produk, untuk kita pakai sendiri pasti kan semaksimal mungkin bagus, rapi, kualitas jahitan bagus. Seperti itu juga," ucapnya.
Selain itu, ia melanjutkan, keautentikan dan keunikan dari produk yang dihasilkan juga harus terus dijaga, meski nantinya bisa dikombinasikan dengan alat, model, atau bahan lain demi mengikuti tren perkembangan zaman. Tanpa itu, menurutnya produk dagangan bisa kalah saing dengan gempuran tekstil asing yang murah.
"Kesulitan pasti ada, cuma memang keunikan usaha kita karena etnik, unik, kita melestarikan, kebetulan kita asli Kalimantan, sekaligus melestarikan kearifan lokal Kalimantan Timur. Jadi pengaruhnya sih enggak besar dampaknya karena kita ada di unik etniknya," ungkap Padlian.
Di sisi lain, Manika Kaltim juga aktif mengikuti ajang pameran nasional maupun internasional. Padlian mengaku tak pernah ketinggalan menyertakan diri dalam program ekspor coaching maupun bisnis matching yang dimediasi pemerintah ataupun BI. Bisnis matching yang telah ikuti dengan India, Australia, hingga Jepang.
"Jadi alhamdulillah customer comment kasih kritikan kualitasnya bagus, jahitannya rapih, buatannya rapi. Sehingga ya alhamdulillah kita sudah memasarkan secara nasional dan internasional juga," tutur Padlian.
(haa/haa)