Nickel Conference 2023

Gak Cuma Tesla, Pabrikan EV Asing Ini Minat Investasi di RI

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
27 July 2023 14:30
A truck loaded with Tesla cars departs the Tesla plant Tuesday, May 12, 2020, in Fremont, Calif. Tesla CEO Elon Musk has emerged as a champion of defying stay-home orders intended to stop the coronavirus from spreading, picking up support as well as critics on social media. Among supporters was President Donald Trump, who on Tuesday tweeted that Tesla's San Francisco Bay Area factory should be allowed to open despite health department orders to stay closed except for basic operations. (AP Photo/Ben Margot)
Foto: Pabrik Tesla (AP/Ben Margot)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan sudah banyak perusahaan pembuat mobil listrik (electric vehicle/EV) asing yang mau berinvestasi di Indonesia.

Terlebih, Indonesia kini sudah setengah jalan dalam pembangunan ekosistem baterai EV di dalam negeri.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengungkapkan sejumlah perusahaan manufaktur EV internasional sudah menunjukkan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia, antara lain BYD Co Ltd., Wuling Motors, Hyundai, NETA Auto, Chery, hingga Tesla.

"Jadi ketika berbicara tentang giga factory ini, maka Anda perlu menarik pabrikan EV," ungkap Seto dalam acara "Nickel Conference 2023" CNBC Indonesia di Jakarta, dikutip Kamis (27/07/2023).

Seto menggarisbawahi, para perusahaan manufaktur EV yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia tersebut mensyaratkan setidaknya tiga hal. Pertama, mereka meminta adanya impor kuota dan diberikannya insentif.

"Pembuatan EV di sini, tiga hal yang mereka minta untuk bisa diterapkan di sini. Pertama, mereka ingin mendapatkan impor di CBU (Completely Built Up), karena itu mereka ingin menguji pasar. Mereka ingin menguji pasar, model EV seperti apa yang cocok di Indonesia," jelasnya.

Kemudian syarat yang kedua, Seto mengungkapkan bahwa para investor internasional itu meminta untuk disesuaikannya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Seto mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini memberikan syarat waktu dua tahun agar TKDN bisa mencapai 60%.

"Yang kedua adalah penyesuaian konten lokal. Ya. Pada dasarnya, Indonesia mengharuskan waktu dua tahun lebih cepat untuk mencapai 60% kandungan lokal. Ini juga menimbulkan masalah," tambahnya.

Dan yang terakhir, Seto menyebutkan bahwa syarat yang diminta adalah adanya insentif investasi di Indonesia.

"Pemberian insentif seperti insentif perpajakan dan pembebasan bea masuk untuk mengurangi biaya awal mendirikan pabrik," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Investasi di RI, Tesla Cs Syaratkan 3 Hal Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular