
Jegal Sawit-Kopi Cs, Uni Eropa Disebut Wamendag Munafik

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, Indonesia akan terus 'melawan' kebijakan Uni Eropa (UE) terkait deforestasi. Dia mengatakan, langkah Uni Eropa memberlakukan Undang-undang (UU) Antideforestasi atau European Union Deforestation Regulation (EUDR) sejak Mei 2023 lalu adalah langkah munafik (hipokrit).
Seperti diketahui, akibat UU baru itu, produk sawit, daging, kopi, kayu, kakao, karet, kedelai, dan turunannya yang masuk ke Uni Eropa harus memenuhi sejumlah syarat melalui uji tuntas. Produk yang dihasilkan dari proses memicu deforestasi per 31 Desember 2020 tidak boleh dijual ke Uni Eropa.
UE beralasan, kebijakan itu diberlakukan untuk menekan laju deforestasi. Dan, mencegah berlanjutnya degradasi dan penyalahgunaan hutan.
"Kita pokoknya fight terus. Deforestasi itu seperti yang dikatakan pak Menko Perekonomian, bentuk salah satu imperialisme terhadap kebijakan yang sangat diskriminatif, bias, yang sangat tidak fair," katanya kepada wartawan usai menghadiri Konferensi Sewindu PSN di Jakarta, Kamis (27/7/2023).
"Artinya begini, deforestasi (EUDR) yang diinisiasi oleh Uni Eropa itu sangat bias, diskriminatif. Bayangkan, produk-produk kita dianggap membahayakan, tidak bisa dikirim ke sana. Itu apa standardnya? Cara berfikirnya saya fikir sangat tidak tepat," tukas Jerry.
Dia pun menolak alasan Uni Eropa memperlakukan minyak sawit hingga terbitnya EUDR karena lingkungan.
"Data menunjukkan ini bukan soal lingkungan, ini soal kompetisi. Kayaknya mereka takut bersaing dengan produk kita, seperti rapeseed, sunflower. Ternyata mereka kurang kompetitif dibandingkan dengan CPO (crude palm oil/ minyak sawit mentah). Kita lebih efisien dan murah, itu satu," katanya.
"Mereka mempermasalahkan lingkungan. Saya tanya balik, saya nggak usah sebut nama negaranya. Ada satu negara yang getol mempersoalkan reservasi kawasan hutan, negara tersebut ternyata dibandingkan Indonesia kalah jauh. Kita mempreservasi hutan kita lebih dari 50%, sedangkan negara tersebut kurang dari 20%," paparnya.
Karena itu lah, lanjut Jerry, alasan Uni Eopa memberlakukan EUDR karena masalah lingkungan tidak bisa diterima.
"Artinya ini adalah sebuah pemikiran yang menurut saya hipokrit (munafik) Uni Eropa yang secara sepihak dan bias memperlakukan tidak fair. Kontradiktif dengan, selama ini mereka bilang 'oke fairplay', ini fairpaly dimananya?," tukasnya.
"Kalau mau bicara fairplay kita secara adil dong, ayok secara komoditas kita fight. Ini kan nggak. Ini artinya, sesuai dengan yang pak Menko katakan, ini sangat tidak tepat lah," pungkas Jerry.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Cari Gara-Gara Sawit-Kopi Cs Kena Jegal, Ini Langkah RI
