Internasional

Heboh Skandal Guncang Perbankan Inggris

sef, CNBC Indonesia
27 July 2023 07:40
Sebuah bendera serikat berkibar setengah tiang setelah diumumkan bahwa Ratu Elizabeth II telah meninggal, di Istana Buckingham, London, Inggris, Kamis (8/9/2022). Ratu Elizabeth II yang merupakan pemimpin terlama yang memerintah Inggris dan tokoh negara selama tujuh dekade meninggal dalam usia 96 tahun. (Photo by DANIEL LEAL/AFP via Getty Images)
Foto: Bendera Inggris (Photo by DANIEL LEAL/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Skandal perbankan mengguncang Inggris. Ini terkait NatWest Group, salah satu bank terbesar di negara itu.

CEO NatWest Group Alison Rose bahkan mengundurkan diri, Rabu (26/7/2023). Hal ini pun melibatkan Coutts Bank, salah satu bank tertua kelas atas Inggris yang menjadi jaringan NatWest Group.

Persoalan bermula dari penghentian rekening bank tokoh Brexit bernama Nigel Farage di Coutts Bank. Ia adalah mantan penyiar berita Inggris dan politisi pemimpin Partai Brexit dari 2019-2021.

Coutts mengindikasikan bahwa nilai rekening Farage berada di bawah kriteria. Pasalnya pembayaran hipoteiknya akan habis.

Perlu diketahui, bank ini mengharuskan klien untuk menyimpan minimal £1 juta (sekitar Rp 19 miliar) dalam bentuk investasi atau pinjaman dan £3 juta (sekitar 58 miliar) dalam bentuk tabungan. Namun tak disebut belas berapa investasi atau tabungan pria 59 tahun itu.

Farage kemudian mengajukan permintaan akses akan data-data dirinya di bank untuk diterbitkan. Ujungnya, ia mengklaim penghentian tersebut ternyata karena pandangan politiknya.

Hal ini bukan tanpa dasar. Analisis klien dari Coutts sebanyak 40 halaman memuat data pribadinya yang menyoroti serangkaian artikel berita media dan tweet Farage yang disebut mempromosikan "nilai" yang tidak selaras dengan bank.

"Terutama mengingat cara dia menyatakan pandangan-pandangan itu - dengan sengaja menggunakan bahasa yang ekstrim, penuh kebencian dan emosional," muat catatan itu.

"Dia dipandang sebagai xenofobia dan rasis," tambah catatan itu.

Farage kemudian memberondong petinggi Coutts dan NatWest dengan sejumlah kecaman. Ia bahkan menyebut Rose "tidak layak" untuk menjalankan bank.

"Pemerintah harus mengatakan kami tidak percaya pada manajemen ini. Terus terang, saya pikir mereka semua harus pergi," kata Farage.

NatWest sendiri sebagian besar sahamnya dikuasai pemerintah Inggris. Namun Departemen Keuangan Inggris tidak menanggapi kisruh itu.

Namun Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak dan beberapa anggota pemerintahan konservatifnya mengeluarkan pernyataan yang mengutuk bank tersebut. Penghentian akun Farage disebut sebagai penghinaan terhadap kebebasan berbicara.

kepala eksekutif Grup NatWest Dame Alison Marie Rose. (Dok. Linkedin Alison Rose)Foto: kepala eksekutif Grup NatWest Dame Alison Marie Rose. (Dok. Linkedin Alison Rose)
kepala eksekutif Grup NatWest Dame Alison Marie Rose. (Dok. Linkedin Alison Rose)

Menyeret BBC

Sementara itu, Rose mengakui sempat berdiskusi soal detil akun bank Farage dengan seorang reporter media kenamaan Inggris, BBC. Dalam pengunduran dirinya, ia mengaku membahas hubungan Nigel Farage dengan bank ke seorang jurnalis adalah 'kesalahan penilaian yang serius'.

Perusahaan kemudian menegaskan telah menunjuk Paul Thwait uituk menggantikan Rose. Ia adalah kepala bisnis komersial dan institusi bank dan akan memimpin NatWest 12 bulan ke depan.

"Ini adalah momen yang menyedihkan. Dia telah mendedikasikan seluruh kehidupan kerjanya sejauh ini untuk NatWest," kata Chairman NatWest Howard Davies, dimuat Reuters.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inggris Geger, Skandal PM Rishi Sunak Gegara Istri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular