Top! Pabrik Tembaga Terbesar Dunia di Gresik Capai 75%

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 26/07/2023 09:25 WIB
Foto: Smelter Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Freeport-McMoRan Inc. (FCX) menyampaikan progres pembangunan proyek smelter tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur telah mencapai 75%. Proyek tembaga terbesar di dunia ini ditargetkan tuntas pada 2024 mendatang.

Mengutip, Laporan Kinerja dan Operasional Freeport-McMoran (FCX) Kuartal II 2023, proyek smelter tembaga ini terus mengalami kemajuan signifikan. Adapun dengan pelaksanaan proyek yang telah mencapai 75% ini, kontruksi ditargetkan selesai pada pertengahan 2024.

"Konstruksi sekitar 75% selesai, dengan perkiraan penyelesaian konstruksi pada pertengahan 2024 dengan perkiraan biaya US$ 3,0 miliar," dikutip dari laporan perusahaan, Rabu (26/7/2023).


Smelter yang digadang-gadang sebagai smelter single line atau satu jalur terbesar di dunia ini diklaim mampu menyerap konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun. Nantinya, produk katoda tembaga yang dihasilkan bisa mencapai 600 ribu ton per tahun.

Selain menghasilkan produk katoda tembaga, smelter ini nantinya akan menghasilkan produk sampingan diantaranya produk yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni sebanyak 6 ribu ton per tahun.

Foto: Smelter Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)
Smelter Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)

Produk sampingan lainnya yaitu asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.

Secara kumulatif tenaga kerja untuk proyek pembangunan smelter akan menyerap tenaga kerja hingga sekitar 40 ribu pekerja. Pada saat beroperasi nantinya, smelter kedua Freeport ini membutuhkan sekitar 1.500 pekerja.

Sementara itu, untuk proyek lainnya seperti ekspansi PT Smelting ditargetkan rampung pada akhir tahun ini. Adapun biaya yang dikeluarkan PTFI untuk membiayai proyek ini sekitar US$ 250 juta, dengan pinjaman yang akan dikonversi menjadi ekuitas dan meningkatkan kepemilikan PT-FI di PT Smelting menjadi kepemilikan mayoritas.

Selanjutnya, untuk proyek Precious Metal Refinery (PMR) untuk mengolah emas dan perak dari Smelter Manyar dan PT Smelting kini tengah dalam tahapan konstruksi. Proyek senilai US$ 525 juta ini juga ditargetkan rampung 2024.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Penambang-Smelter Tak Sepakat HPM, Hilirisasi Mineral Terancam?