Internasional

Misteri 'Hilangnya' Menlu China, Digantikan Sahabat Luhut

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
26 July 2023 07:07
Chinas Foreign Minister Qin Gang speaks at the Lanting Forum at the Foreign Ministry in Beijing on February 21, 2023. (Photo by GREG BAKER / AFP)
Foto: Menteri Luar Negeri China Qin Gang dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (21/3/2023). (AFP/GREG BAKER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Qin Gang, sudah tidak terlihat di depan umum selama hampir sebulan. Akibat ketidakhadirannya, Qin telah dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh pendahulunya, Wang Yi.

Badan legislatif tertinggi negara tersebut, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPCSC), telah melakukan panggilan tiba-tiba pertemuan khusus dengan pemberitahuan satu hari untuk mengganti posisi Qin.

"Legislatif tertinggi China memilih untuk menunjuk Wang Yi sebagai menteri luar negeri... saat mengadakan sesi pada hari Selasa. Qin Gang dicopot dari jabatan menteri luar negeri," menurut keterangan pertemuan tersebut, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (26/7/2023).

Adapun Wang Yi, diplomat tinggi negara tersebut yang juga sahabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan, menjadi kaki tangan Partai Komunis dalam hubungan luar negeri.

Pihak berwenang belum mengungkapkan ke mana atau mengapa mantan anak didik Presiden Xi Jinping yang berusia 57 tahun itu pergi, setelah komentar awal Qin absen karena alasan kesehatan.

Badan itu mengatakan Qin telah dicopot dari jabatannya, tanpa menyebutkan alasannya, dan Wang, yang merupakan anggota partai yang lebih senior dari Qin dan diplomat paling senior China, diangkat kembali sebagai menteri menggantikannya.

Tak lama setelah pengumuman tersebut, referensi tentang pekerjaan Qin sebagai menteri luar negeri dihapus dari situs web pemerintah.

Qin dicopot dari posisi Menlu China setelah menjabat selama tujuh bulan, menjadi masa jabatan tersingkat yang pernah ada di China. Meski dicopot, Qin akan tetap berada di Dewan Negara, badan administrasi tertinggi China, tetapi tanpa portofolio spesifik dan tidak jelas apa posisi dan perannya dalam kebijakan luar negeri China di masa depan.

Terakhir Terlihat

Mengutip Al Jazeera, Qin terakhir terlihat di depan umum pada 25 Juni, ketika dia mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari Rusia, Vietnam, dan Sri Lanka.

Sejak itu, dia secara mencolok absen dari tugasnya pada saat aktivitas diplomatik yang intens untuk Beijing, termasuk upaya untuk menstabilkan hubungan dengan Amerika Serikat (AS).

Qin telah dijadwalkan untuk bertemu dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada 4 Juli, tetapi pejabat UE mengumumkan bahwa China membatalkan pembicaraan tanpa penjelasan dengan peringatan hanya beberapa hari.

Qin kemudian gagal menghadiri pertemuan yang diawasi ketat dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan utusan iklim AS John Kerry.

Kementeriannya mengatakan pada 11 Juli bahwa dia tidak dapat menghadiri pertemuan ASEAN di Indonesia karena alasan kesehatan. Dalam pertemuan para menteri luar negeri di KTT ASEAN di Jakarta pekan lalu, China akhirnya diwakili oleh Wang.

Desas-desus tentang alasan di balik hilangnya Qin termasuk perebutan kekuasaan dengan Wang Yi, hingga dugaan perselingkuhan dengan pembawa acara TV.

Perubahan Penting di Kementerian

Analis mengatakan pergantian kepemimpinan yang tiba-tiba dari Qin ke Wang di kementerian luar negeri diperkirakan akan menyebabkan gangguan di jajaran diplomatik Beijing.

"Ini sangat memalukan bagi China," kata Nicholas Bequelin, seorang rekan senior di Paul Tsai China Center Universitas Yale, mengutip Al Jazeera.

"Qin Gang, menteri luar negeri, adalah wajah publik China dengan dunia di panggung internasional dan sulit untuk melebih-lebihkan dampak negatif yang ditimbulkannya di antara para diplomat di seluruh dunia," katanya.

Qin juga dikenal sebagai salah satu penasihat Xi yang paling tepercaya.

"Qin Gang dipilih sendiri oleh Xi sendiri untuk melompati lebih banyak kandidat mapan untuk menjadi menteri luar negeri tahun lalu," ujar Neil Thomas, dari Institut Kebijakan Masyarakat Asia.

"Jadi dia benar-benar pilihan kapten, bahkan lebih dari banyak sekutu Xi lainnya dalam hal kecepatan kenaikan mereka melalui jajaran Partai Komunis."

Bequelin mencatat bahwa Xi sendirilah yang mengarahkan arah kebijakan luar negeri China, dengan Wang ditugaskan untuk mengimplementasikan strategi tersebut.

"Qin Gang, sebagai menteri luar negeri, adalah orang yang menjalankan mesin sehari-hari. Tapi itu tetap sangat penting karena diplomat mengandalkan kepercayaan, saling mengenal, pada kemampuan untuk menjangkau satu sama lain. Jadi sangat memprihatinkan ketika menteri luar negeri menghilang selama sebulan tanpa penjelasan yang tepat," katanya.

Bequelin berargumen bahwa perkembangan tersebut menyadarkan kembali orang-orang bahwa China tidak dapat diprediksi - bahwa kapan saja orang dapat menghilang, bahwa seseorang tidak memiliki jaminan apa yang akan terjadi pada hari berikutnya.

"Saya pikir itu adalah pengingat yang coba dihindari oleh China karena menempatkan dirinya sebagai semacam arsitek yang sangat stabil, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan dari tatanan dunia baru yang seharusnya datang setelah yang dipimpin AS," tambahnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menlu China Batal Datang ke Jakarta, Bosnya 'Turun Gunung'

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular