'Karma' Bakar Al-Quran, Begini Nasib Kedutaan Swedia di Irak

pgr, CNBC Indonesia
22 July 2023 06:00
Supporters of Iraq's Sadrist movement gather outside the Swedish embassy in Baghdad on June 30, 2023 for a second day of protests against a Koran burning outside a Stockholm mosque that outraged Muslims  around the world. An Iraqi citizen living in Sweden, Salwan Momika, 37, stomped on the Islamic holy book and set several pages alight in front of the capital's largest mosque. Swedish police had granted him a permit in line with free-speech protections, but authorities later said they had opened an investigation over
Foto: AFP/AHMAD AL-RUBAYE

Jakarta, CNBC Indonesia - Buntut dari aksi pembakaran Al-Quran di Swedia, ratusan warga Irak, terutama pengikut pemimpin populis Syiah Muqtada al-Sadr, menyerbu dan membakar kedutaan Swedia di Baghdad tengah pada Kamis pagi, bahkan pemerintah Irak mengusir duta besar Swedia.

Mengutip Aljazeera, kabar terbaru dari pembakaran Kedutaan Swedia itu, untuk sementara waktu pihak Irak memindahkan operasi Kedutaan Swedia ke Stockholm. "Operasi kedutaan dan staf ekspatriatnya untuk sementara dipindahkan ke Stockholm karena alasan keamanan," kata Kementerian Luar Negeri dikutip Sabtu (22/7/2023).

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan bahwa penyerbuan kedutaan sama sekali tidak dapat diterima. Yang jelas, pemerintah Swedia menolak keras penodaan Al-Quran atau kitab suci lainnya.

"Pemerintah Swedia memahami bahwa tindakan tercela yang dilakukan oleh individu pada demonstrasi di Swedia mungkin menyinggung umat Islam," katanya dalam sebuah pernyataan.

Langkah kedutaan itu juga dilakukan ketika perusahaan telekomunikasi Swedia Ericsson mengatakan sedang menyelidiki laporan bahwa Irak telah menangguhkan izin kerja karyawannya.

Media pemerintah Irak melaporkan pada hari Kamis bahwa Baghdad menangguhkan izin tersebut sebagai protes terhadap peristiwa penodaan Al-Quran, tetapi pada hari Jumat penasihat urusan luar negeri perdana menteri Irak Farhad Alaadin mengatakan bahwa Ericsson tidak ditangguhkan.

"Semua perjanjian kontraktual yang dibuat oleh pemerintah Irak akan dihormati dan tidak ada perusahaan yang dihentikan pekerjaannya, termasuk Ericsson," kata Alaaldin.

Seorang juru bicara perusahaan mengatakan insiden di Swedia "sangat menyinggung keyakinan agama dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Muslim di seluruh dunia" dan "tidak mencerminkan nilai inti dari rasa hormat Ericsson."

"Ericsson memiliki sekitar 30 karyawan tetap di Irak, yang keselamatannya menjadi prioritas utama perusahaan," tambah mereka.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Parah, Al-Quran Kembali Dibakar di Swedia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular