Kaget! Ini Negara dengan Utang Publik Terbesar No.1 di Dunia

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
21 July 2023 06:35
Suasana G20 di India (AFP via Getty Images/MONEY SHARMA)
Foto: Bendera negara-negara G20 (AFP via Getty Images/MONEY SHARMA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations mencatat tingginya peningkatan utang publik secara global pasca pandemi Covid-19. Mayoritas dimiliki oleh negara-negara maju dengan tingkat bunga utang lebih rendah dari negara-negara berkembang.

Berdasarkan laporan UN Global Crisis Response Group bertajuk "A World of Debt" edisi Juli 2023, total utang publik secara global telah mencapai US$ 92 triliun pada 2022, lebih tinggi dari kondisi 2022 sebesar US$ 17 triliun.

Dari total utang publik ini, terbanyak dimiliki oleh negara-negara maju, seperti Amerika Serikat US$ 30,98 triliun, Jepang US$ 11,06 triliun, Inggris US$ 3,15 triliun, Prancis US$ 3,09 triliun, Italy US$ 2,91 triliun, Jerman US$ 2,71 triliun, Spanyol US$ 1,56 triliun, dan Australia US$ 947 miliar.

Sisanya atau 30% berasal dari negara-negara berkembang dengan tingkat bunga utang yang lebih tinggi. Di antaranya China yang membukukan utang publik senilai US$ 13,95 triliun, India US$ 2,81 triliun, Brazil US$ 1,65 triliun, dan Meksiko US$ 792 miliar.

Terlepas dari besaran nilai utangnya, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menekankan, tingkat utang ini menjadi permasalahan sistemik karena bunga utang yang dimiliki negara-negara berkembang jauh lebih tinggi ketimbang negara maju.

Tingginya tingkat bunga utang negara-negara berkembang itu tergambar dari tingginya imbal hasil obligasi negaranya. Misalnya, kawasan Asia dan Oceania sebesar 6,5%, Amerika Latin dan Karibia 7,7%, dan Afrika 11,6%. Sedangkan Amerika Serikat hanya 3,1% dan Jerman hanya 1,5%.

"Sebagian porsi utang dipegang oleh kreditur swasta yang membebankan suku bunga setinggi langit ke banyak negara berkembang," kata Guterres saat konferensi pers peluncuran laporan dikutip Jumat (21/7/2023).

"Rata-rata, negara-negara Afrika membayar pinjaman empat kali lebih banyak daripada Amerika Serikat dan delapan kali lebih banyak daripada negara-negara Eropa terkaya," tegasnya.

Laporan PBB tentang utang publik dunia pada 2022 (Dok: United Nations)Foto: Laporan PBB tentang utang publik dunia pada 2022 (Dok: United Nations)
Laporan PBB tentang utang publik dunia pada 2022 (Dok: United Nations)

Oleh sebab itu, ia mengingatkan sekitar 3,3 miliar orang atau hampir separuh dari total penduduk bumi yang mencapai 7,8 miliar tinggal di negara-negara yang membelanjakan anggarannya lebih banyak untuk pembayaran bunga utang daripada untuk pendidikan atau kesehatan.

"Ini adalah kegagalan sistemik. Pasar mungkin tampak belum menderita, tapi orang-orang (sudah). Beberapa negara termiskin di dunia dipaksa untuk memilih antara membayar utang mereka, atau melayani rakyat mereka," ujar Guterres.

Guterres juga mengingatkan, negara-negara ini hampir tidak memiliki ruang fiskal untuk investasi penting dalam (memenuhi) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) atau transisi ke energi terbarukan.

Kondisi itu tercermin dari belanja untuk pembayaran bunga utang yang tumbuh lebih cepat daripada belanja publik lainnya. Untuk pembayaran bunga utang pertumbuhannya mencapai 60,4%, kesehatan 54,7%, investasi 41,1%, dan pendidikan 40,8%.

"Sekitar 3,3 miliar orang - hampir separuh umat manusia - tinggal di negara-negara yang membelanjakan lebih banyak untuk pembayaran bunga utang daripada untuk (anggaran) pendidikan atau kesehatan," tutur Guterres.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kegagalan Bayar Utang AS, Picu Bencana Ekonomi & Keuangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular