Internasional

China Bikin Gebrakan, Siapkan Stimulus Untuk Pengusaha Swasta

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 July 2023 21:05
Workers make Chinese flags at a factory ahead of the 70th founding anniversary of People's Republic of China, in Jiaxing, Zhejiang province, China September 25, 2019. REUTERS/Stringer ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: Para pekerja membuat bendera China di sebuah pabrik menjelang peringatan berdirinya Republik Rakyat China yang ke-70, di Jiaxing, Zhejiang, Cina, (25/9/2019).( REUTER / Stringer )

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi perencanaan pembangunan ekonomi China dikabarkan tengah bersiap meluncurkan dua kebijakan baru untuk mendukung bisnis non-BUMN atau Badan Usaha Milik Negara. Meskipun belum ada tanggal pasti rencana kebijakan tersebut datang sehari setelah partai puncak China dan kepemimpinan pemerintah mengumumkan pendapat panjang tentang dukungan bisnis non-milik negara.

Li Chunlin, Wakil Direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional mengatakan dua kebijakan yang akan datang akan fokus pada promosi investasi bisnis dan pengembangan mereka secara keseluruhan,

Dalam indikasi angin politik yang berubah, Li mencatat perlunya "membimbing masyarakat untuk memiliki pemahaman yang benar tentang kontribusi dan peran penting bisnis non-BUMN," sebagaimana dikutip CNBC International, Kamis (20/7/2023).

Sebagai tanda lain dari upaya Beijing untuk membicarakan dukungannya terhadap sektor usaha, Pony Ma dari Tencent menulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh media pemerintah, pengumuman dukungan pada Rabu (19/7/2023) memberi perusahaan platform jalan ke depan.

"Langkah-langkah ini memainkan peran penting dalam menginspirasi dan membimbing perusahaan swasta untuk mempertahankan kepercayaan, bergerak maju tanpa (bagasi), dan dengan berani mengejar pembangunan," kata Ma melalui terjemahan perusahaan.

Sentimen bisnis secara umum tengah memburuk di tengah pertumbuhan ekonomi yang lesu setelah pemulihan awal China dari pandemi. Tindakan keras terhadap perusahaan platform internet, sektor pendidikan dan game serta pengembang real estat juga terjadi selama tiga tahun terakhir.

Namun, meski pertumbuhan melambat, hutang yang menumpuk, di antara masalah lainnya, Beijing masih enggan untuk memulai stimulus skala besar.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Xi Jinping! Ekonomi China 2023 Bakal 'Nyungsep', Paling Lemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular