
Bukan Ukraina, Pasukan Wagner Diterjunkan ke Negara Kacau Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Puluhan pasukan kelompok paramiliter Wagner telah tiba di Republik Afrika Tengah untuk membantu mengamankan referendum konstitusional pada 30 Juli yang dapat membuat presiden memperpanjang masa jabatannya. Hal ini disampaikan Kantor Kepresidenan Republik Afrika Tengah, Senin (17/7/2023).
Juru Bicara kantor kepresidenan, Albert Yaloke Mokpem, mengatakan turunnya pasukan Wagner ini merupakan hal yang biasa. Sebelumnya, ratusan pasukan Wagner meninggalkan negara itu beberapa hari setelah pemberontakan singkat di Rusia.
"Setiap tahun ada rotasi. Ada yang pergi dan ada yang datang membawa logistik dan mereka melakukan ini secara rutin di semua tingkatan, dalam bantuan militer dan administrasi," kata Mokpem kepada Reuters.
"Mereka juga di sini untuk mengamankan referendum konstitusional."
Sebuah foto juga menunjukan puluhan orang di landasan adalah tentara bayaran yang baru tiba. Seorang pejabat senior militer Republik Afrika Tengah di ibu kota mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah tentara Wagner yang telah tiba mencapai ratusan.
Negara berpenduduk sekitar 5,5 juta orang dan kaya akan emas, intan, dan kayu ini berjuang untuk menemukan stabilitas sejak kemerdekaan pada tahun 1960.
Negara itu dilanda kekacauan yang lebih dalam pada tahun 2013 ketika presiden saat itu Francois Bozize digulingkan oleh pemberontakan, yang memicu putaran pertempuran lain antara kelompok-kelompok bersenjata yang menguasai petak-petak wilayah.
Presiden Republik Afrika Tengah, Faustin-Archange Touadera, yang pertama kali terpilih pada tahun 2016, dan memenangkan pemilihan kembali pada tahun 2020, meminta bantuan Rusia untuk mengatasi kelompok pemberontak.
Ia saat ini berada di jalur kampanye untuk referendum konstitusional yang, jika disahkan, dapat menghapus batas presiden dua masa jabatan dan memungkinkannya mencalonkan diri lagi.
Rusia pertama kali mengirim kontraktor keamanan ke negara itu pada 2018, dan meningkatkan dukungannya dengan lebih dari 1.500 tentara termasuk instruktur dan militer yang bertempur bersama tentara negara tersebut. Beberapa pasukan juga menjadi bagian dari keamanan Touadera dan sering terlihat bersamanya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Putin Vs Prigozhin, Begini Kondisi Terkini Wagner Group