
Pabrik Uranium Rusia Meledak, Radiasi Nuklir Mengancam

akarta, CNBC Indonesia - Ledakan terjadi di pabrik pengayaan uranium, bahan bakar nuklir, milik BUMN Rusia, Rosatom. Ini terjadi akhir pekan, di kota Novouralsk, wilayah Ural, Rusia.
Ledakan melibatkan pabrik Ural Electrochemical Combine. Insiden terkait uranium hexafluoride, bahan kimia yang digunakan selama proses pengayaan uranium.
Rosatom sendiri mengeluarkan peringatan risiko pencemaran radiasi nuklir. Meski begitu perusahaan menegaskan insiden sudah dilokalisasi.
"Bengkel sedang dibersihkan. Selebihnya beroperasi normal," kata perusahaan itu dikutip Newsweek, Senin (17/7/2023).
"Pengukuran radiasi latar dilakukan di lokasi," kata perusahaan.
Pantauan awal perusahaan mengatakan jumlah radiasi mencapai 0,17 microsieverts, masih sesuai dengan nilai alami. Mengutip Asosiasi Nuklir Dunia tentang rata-rata global radiasi, nilai alami brada di level 0,17-0,39 microsieverts per jam.
Sementara itu, laporan lain menyebut satu orang karena ledakan. Ia adalah seorang teknisi pemeliharaan peralatan khusus berusia 65 tahun.
![]() Logo Rosatom. (Dok. rosatom) |
"Direktur Jenderal Pabrik Elektrokimia Ural, Alexander Dudin, bersama dengan seluruh kolektif pabrik dan 'Rosatom' Perusahaan Negara, menyatakan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari almarhum atas kehilangan yang menghancurkan mereka," tambah perusahaan tersebut.
Laporan outlet berita Rusia E1 menyebut lebih dari 100 pekerja dari pabrik dibawa ke rumah sakit terdekat. Ini untuk pemeriksaan dan kemungkinan tidak terluka.
Laporan itu menambahkan bahwa dokter yang sedang berlibur dan tidak bekerja segera dipanggil untuk melakukan perawatan. Rosatom mengatakan para pekerja yang hadir pada saat kejadian menjalani pemeriksaan medis di Badan Biologi Medis Federal Rusia di Novouralsk.
"Kami lega melaporkan bahwa sebagian besar pekerja telah dipulangkan setelah menjalani prosedur dekontaminasi, dan nyawa serta kesehatan mereka tidak terancam," kata pernyataan itu.
Rosatom disebut telah membentuk komisi khusus untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut. Perusahaan mengatakan prioritasnya adalah mengidentifikasi akar penyebab dan menerapkan tindakan pencegahan dini untuk menghilangkan kemungkinan terjadi lagi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bermunculan 'Pabrik Hantu' di Jakarta, Ini Biang Keroknya