Singapura Tak Tergantikan, Pemberi Utang No.1 Indonesia!

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
17 July 2023 10:51
A Singapore's Air Force Chinook helicopter escorted by Apache helicopters parade with the flag of Singapore to mark the country's 57th National Day, in Singapore on August 9, 2022. (Photo by Roslan RAHMAN / AFP)
Foto: AFP/ROSLAN RAHMAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengumumkan, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2023 tercatat sebesar US$ 398,3 miliar atau Rp 5,974,50 triliun (kurs Rp15.000), turun dibandingkan dengan posisi ULN akhir April 2023 sebesar US$ 403,0 miliar.

Adapun, ULN ini mengalami kontraksi 1,7% secara tahunan (year on year/yoy) dan 1,16% secara bulanan (month to month/mtm)

BI mencatat, Singapura masih menjadi negara nomor satu pemberi utang terbesar ke Indonesia, dengan nilai mencapai US$ 57,64 miliar atau setara Rp 864,60 triliun. Utang ini susut 0,08% dari sebelumnya US$ 57,69 miliar pada April 2023.

Posisi kedua diikuti oleh AS sebesar US$ 30,40 miliar dan Jepang US$ 23,04 miliar. China ada diposisi ketiga sebesar US$ 20,20 miliar. Posisi keempat ada Hong Kong dengan US$ 17,82 miliar.

Dari sisi kreditor kelembagaan, pemberi utang terbesar adalah IBRD sebesar US$ 19,37 miliar dan kedua, ADB sebesar US$ 11,18 miliar. Indonesia tercatat memiliki utang dari IMF sebesar US$ 8,56 miliar. Utang dari IMF ini turun dari sebelumnya US$ 8,69 miliar.

Bank Indonesia (BI) menegaskan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada Mei 2023 tetap terkendali.

"Tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,7% dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 30,0%," papar BI dalam laporan SULNI.

Selain itu, BI berargumen struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,3% dari total ULN.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, lanjutnya, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini 7 Negara Pemberi Utang Terbesar ke RI, No.1 Bukan China!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular