
Geram Diusik! Bahlil Bongkar Sifat Asli IMF

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahli Lahadalia terlihat geram dengan tingkah laku Dana Moneter International (IMF), yang meminta Indonesia untuk menghapus secara bertahap kebijakan larangan ekspor mineral mentah dan hilirisasi.
Akibat dari itu, Menteri Bahlil buka-bukaan terkait sifat asli IMF tersebut. Di mana, Indonesia pernah dibuat 'jatuh' oleh rekomendasi IMF pada tahun 1998 yang membuat rusak industrialisasi di dalam negeri.
"Kalau mau dibuka lagi dokumen itu, liat saja rekomendasinya IMF, apa rekomendasinya? Jangan ekspansi pada Industri. Industri-industri strategis ditutup seperti PT Dirgantara ditutup, akhirnya apa? industri kita terjadi de-industrialisasi,"
"Kontribusi ekonomi sektor industrialisasi itu lebih dari 30% investasi hampir 40, dipangkas bantuan-bantuan sosial, gimana keadaan ekonomi begitu orang sudah mau mati pun masih dipangkas," Ungkap Bahlil dalam Economic Update 2023 CNBC Indonesia, dikutip Jumat (14/7/2023)
Oleh karena tak sepakat diganggu IMF atas kebijakan hilirisasi di dalam negeri, Bahlil menegaskan bahwa, IMF tidak boleh lagi mengganggu urusan negara Indonesia, apalagi utang Indonesia kepada IMF sudah tuntas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian melonjak di atas 5%.
"Itu adalah salah satu pertumbuhan ekonomi terbaik diantara negara G20, tanpa rekomendasi IMF, apa urusannya (ikut campur)," tegas Bahlil.
Seperti yang diketahui, sebelum IMF, Uni Eropa menggugat kebijakan larangan ekspor bijih nikel RI ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Namun, kata Bahlil, Indonesia tegas akan terus melanjutkan hilirisasi pertambangan dengan tetap melarang ekspor bijih nikel tersebut.
"Jadi jangan mengatur negara kita, tahu negara kita ini mau diarahkan ke mana adalah kita sendiri, pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia. Kalau pikiran mereka baik cocok untuk kita, ya kita pakai. Tapi kalau pemikiran mereka tidak cocok Indonesia ya sorry jangan ngatur rumah tangga orang, tolong sampaikan kepada mereka ngurus aja negara-negara yang kondisi ekonominya sedang sakit," tandas Bahlil.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Serangan IMF, 2 Negara Tetangga Dukung Hilirisasi Jokowi
