Economic Update 2023

Top! PNRE Gandeng Jepang Kembangkan Green Hydrogen

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
12 July 2023 19:10
Peta Jalan Pertamina NRE Kembangkan Bahan Bakar Green Hydrogen (CNBC Indonesia TV)
Foto: Peta Jalan Pertamina NRE Kembangkan Bahan Bakar Green Hydrogen (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertamina New & Renewable Energy, atau Pertamina NRE saat ini tengah berupaya untuk mengembangkan bahan bakar green hydrogen atau hidrogen hijau di wilayah kerja panas bumi (WKP) Lahendong. Adapun WKP Lahendong berlokasi di Sulawesi Utara.

CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan dalam mengembangkan proyek green hydrogen di WKP Lahendong, pihaknya bakal menggandeng Jepang. Rencananya produksi green hydrogen akan diekspor ke Singapura.

"Jadi kita kerja sama Jepang green hydrogen di Lahendong Sultra dan potensi produksi hidrogen ke Singapore melalui Sumatera dan Riau ini 2 inisiatif pilot project," kata dia kepada CNBC Indonesia dalam Economic Update 2023, Rabu (12/7/2023).

Menurut Danif green hydrogen sendiri saat ini mempunyai potensi pasar yang cukup luas. Bahkan di dalam negeri saja keberadaannya sangat dibutuhkan.

"Potensi besar yang mana Pertamina refinery hydrogen dan pupuk perlu hydrogen juga ekspor demand lebih karena target dekarbonisasi atau carbon tax yang mungkin cost energi sekarang hampir komersial," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan saat ini PT Pertamina tengah mengembangkan bahan bakar masa depan yakni green hydrogen. Bahkan, produksi dari hydrogen sendiri rencananya bakal diprioritaskan untuk pasar ekspor.

Menurut Erick PT Pertamina sendiri bahkan telah menjalin kerja sama dengan mitra strategis di Belanda untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yakni Pondera Wind Farm. Adapun produksi yang dihasilkan dari PLTB tersebut rencananya akan digunakan untuk produksi green hydrogen.

"Untuk kita terlalu dini tetapi negara lain seperti Jepang-Korea yang industrialisasi yang jauh lebih tinggi membutuhkan nah kita supply dulu. Sampai nanti di satu titik ketika kita udah, kita sudah punya. Rencana awal ekspor tapi bukan tidak mungkin setelah transisi ini terjadi baru kita serap. Market kita besar makanya transisi nya ini penting," ujarnya saat ditemui usai acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (7/9).


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buka-bukaan Bos PNRE Garap Energi Hijau RI yang Berlimpah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular