
Korut Luncurkan Rudal Balistik Hwasong-18, RI Cs Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) saat ini dilaporkan tengah menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru Hwasong-18. Laporan media pemerintah mengatakan senjata itu adalah inti dari kekuatan serangan nuklirnya dan peringatan bagi Amerika Serikat (AS) dan musuh lainnya.
Hwasong-18 pertama kali diluncurkan pada April lalu. Ini adalah ICBM pertama Korut yang menggunakan propelan padat, yang memungkinkan pengerahan rudal lebih cepat selama perang.
"Uji tembak adalah proses penting yang bertujuan untuk lebih mengembangkan kekuatan nuklir strategis Republik dan, pada saat yang sama, berfungsi sebagai peringatan praktis yang kuat kepada musuh," kata kantor berita negara KCNA, seperti dikutip Reuters, Kamis (13/7/2023).
Pemimpin Korut Kim Jong Un mengawasi uji coba itu. Ia mengatakan negara itu akan mengambil langkah-langkah yang semakin kuat untuk melindungi dirinya sendiri sampai AS dan sekutunya menghentikan kebijakan bermusuhan mereka.
Waktu penerbangan 74 menit Hwasong-18 adalah yang terlama untuk uji coba rudal Korea Utara. KCNA menambahkan tahap kedua dan ketiga diterbangkan pada lintasan loft ke ketinggian tinggi untuk keselamatan. Korut juga mengatakan rudal itu terbang 1.001 km (622 mil) ke ketinggian 6.648 km.
Rencana rudal terjadi setelah Korut menuduh Washington meningkatkan ketegangan dengan mengerahkan kapal selam dan pembom ke semenanjung Korea dan melakukan perencanaan perang nuklir dengan sekutu Korea Selatan (Korsel). KCNA mengatakan situasi keamanan militer telah mencapai fase krisis nuklir setelah era Perang Dingin.
Respons ASEAN
Para menteri luar negeri (menlu) negara-negara ASEAN memberikan pernyataan bersama terkait peluncuran rudal balistik di Semenanjung Korea. Pernyataan dikeluarkan saat rangkaian rangkaian pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) di Jakarta.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis Kamis (13/7/2023), para menlu ASEAN menyatakan keprihatinan mendalam atas peluncuran rudal balistik oleh Korut pada 12 Juli 2023.
"Kami sangat kecewa dengan tindakan ini, khususnya selama Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN/Pertemuan Pasca Konferensi Tingkat Menteri (AMM/PMC) ke-56 dan pertemuan lain yang dipimpin ASEAN, dan menegaskan kembali komitmen kami untuk memajukan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di daerah, yang juga menjadi komitmen DPRK, termasuk sebagai anggota dari Forum Regional ASEAN," jelas pernyataan tersebut.
Para menlu ASEAN juga mendesak Korut untuk mengambil tindakan dalam mengurangi ketegangan dan menyerukan dialog damai di antara pihak-pihak terkait. Desakan lain termasuk untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perdamaian dan stabilitas abadi di Semenanjung Korea yang telah didenuklirisasi.
"Kami menekankan kembali pentingnya kepatuhan penuh terhadap semua Resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang relevan dan mematuhi hukum internasional," tambah pernyataan bersama.
"Kami menegaskan kembali kesiapan kami untuk memainkan peran konstruktif, termasuk melalui pemanfaatan platform yang dipimpin oleh ASEAN seperti ASEAN Regional Forum (ARF)."
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gambar Satelit Ungkap Fakta Ngeri di Fasilitas Nuklir Korut
