Internasional

Update Menlu ASEAN di Jakarta: Rusia-India-Selandia Baru

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 July 2023 15:05
Menlu Malaysia Zambry Abdul Kadir, Menlu Filipina Enrique Manalo, Menlu Singapura Vivian Balakrishnan, Menlu Thailand Don Pramudwinai, Menlu Vietnam Bui Thanh Son, Menlu Indonesia Retno Marsudi, Menlu Laos Saleumxay Kommasith, Menlu Kedua Brunei Luar Negeri Erywan Yusof, Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn, Menteri Luar Negeri Timor Leste Bendito Freitas dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, Perwakilan Komisi Antarpemerintah untuk Hak Asasi Manusia Malaysia (AICHR) Aishah Bidin, AICHR Zaw Zaw Soe dari Myanmar, AICHR Hans Mohaimin dari Filipina Siriban, AICHR Shashi Jayakumar Singapura, Amara Pongsapich Thailand, AICHR Nguyen Thai Yen Huong Vietnam, AICHR Yuyun Wahyuningrum Indonesia, AICHR Yong Chanthalangsy Laos, AICHR Nor Hashimah Brunei, AICHR Nipon Ouch Kamboja dan AICHR Maria Filomena Babo Martins Timor Leste berpose untuk Asosiasi Pertemuan Menteri Luar Negeri Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dengan Perwakilan AICHR sebagai bagian dari Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta, Indonesia, Selasa (11/7/2023). (BAY ISMOYO/Pool via REUTERS)
Foto: Menlu Malaysia Zambry Abdul Kadir, Menlu Filipina Enrique Manalo, Menlu Singapura Vivian Balakrishnan, Menlu Thailand Don Pramudwinai, Menlu Vietnam Bui Thanh Son, Menlu Indonesia Retno Marsudi, Menlu Laos Saleumxay Kommasith, Menlu Kedua Brunei Luar Negeri Erywan Yusof, Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn, Menteri Luar Negeri Timor Leste Bendito Freitas dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, Perwakilan Komisi Antarpemerintah untuk Hak Asasi Manusia Malaysia (AICHR) Aishah Bidin, AICHR Zaw Zaw Soe dari Myanmar, AICHR Hans Mohaimin dari Filipina Siriban, AICHR Shashi Jayakumar Singapura, Amara Pongsapich Thailand, AICHR Nguyen Thai Yen Huong Vietnam, AICHR Yuyun Wahyuningrum Indonesia, AICHR Yong Chanthalangsy Laos, AICHR Nor Hashimah Brunei, AICHR Nipon Ouch Kamboja dan AICHR Maria Filomena Babo Martins Timor Leste berpose untuk Asosiasi Pertemuan Menteri Luar Negeri Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dengan Perwakilan AICHR sebagai bagian dari Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta, Indonesia, Selasa (11/7/2023). (BAY ISMOYO/Pool via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara ASEAN mulai melakukan rangkaian pertemuan dengan berbagai negara mitra kawasan di Shangri-La, Jakarta sejak Kamis (13/7/2023) pagi.

Sejauh ini ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) telah melakukan pertemuan dengan menteri luar negeri (Menlu) dari India, Selandia Baru, dan Rusia.

Berikut poin-poin pertemuan yang dibahas, seperti dirangkum oleh CNBC Indonesia.

ASEAN-India

Dalam ASEAN Post Ministerial Conference dengan India, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi menyebut Indonesia mendorong penguatan kerjasama ASEAN-India pada bidang ketahanan pangan.

"Populasi ASEAN dan India yang terus tumbuh bergantung pada keamanan pangan. Oleh karena itu, kita perlu berupaya lebih untuk memastikan ketersediaan, akses, dan keterjangkauan pangan di masa krisi," kata Retno kepada Menlu India Subrahmanyam Jaishanka.

"Kerja sama tersebut perlu difokuskan untuk membangun rantai pasok pangan yang berkelanjutan melalui perdagangan, dialog, dan kebijakan pemerintah yang transparan," tambahnya.

Selain itu Indonesia juga dorong kolaborasi jangka panjang di bidang teknologi pertanian dan pusat riset. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi pangan lokal dan memberikan keuntungan kepada petani-petani kecil.

Indonesia juga akan mengusulkan Pernyataan Bersama Para Pemimpin ASEAN untuk Penguatan Kerja Sama Ketahanan Pangan di Masa Krisis untuk diadopsi pada KTT ASEAN-India mendatang.

Isu kedua yang diangkat Indonesia adalah perdamaian dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. Indonesia menghargai dukungan India terhadap ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan mengundang India untuk berpartisipasi pada ASEAN Indo-Pacific Forum sebagai wadah dialog pemerintah-swasta untuk kerja sama konkret.

Dalam kaitan ini, ASEAN akan mengundang Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Pacific Island Forum (PIF) pada East Asia Summit (EAS). Undangan ini dilakukan agar mendorong arsitektur regional yang lebih inklusif di samudera Hindia dan Pasifik.

Menlu India Subrahmanyam Jaishankar sendiri juga menyampaikan dukungan terhadap sentralitas ASEAN, implementasi AOIP, dan rencana penyelenggaraan ASEAN-IndoPacific Forum di Jakarta pada September mendatang.

ASEAN-Selandia Baru

Dalam pertemuan dengan Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta, Retno menyebut Indonesia berharap Australia dapat menjadi mitra utama ASEAN dalam mempertahankan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Retno menyatakan Australia dapat menjadi kekuatan positif di kawasan dengan mendukung sentralitas ASEAN. Ia menggarisbawahi status Australia sebagai satu di antara empat mitra ASEAN dengan kerja sama Comprehensive Strategic Partnership.

"Kami mempunyai ekspektasi besar kepada Australia untuk menjadi kekuatan positif kawasan dan mendukung sentralitas ASEAN dalam membentuk dinamika regional," kata Retno.

Retno juga menyampaikan bahwa terdapat dua area kerja sama yang dapat dijadikan fokus, yakni isu perdamaian dan stabilitas di kawasan, di mana Australia dan ASEAN dapat berperan sebagai jangkar stabilitas di Indo-Pasifik; dan Australia diharapkan dapat menjadi mitra pembangunan di kawasan Pasifik.

Pada pertemuan ini, menlu negara-negara ASEAN harapkan peningkatan kerja sama konkret dengan Australia di sejumlah bidang, yakni perdagangan, konektivitas, kesehatan, pendidikan, transportasi, perubahan iklim, dan energi berkelanjutan.

Mereka juga berharap Australia dapat menjadi jangkar pertumbuhan ekonomi di bagian Selatan Indo-Pasifik. Di samping itu, negara-negara ASEAN juga harapkan Australia mendukung stabilitas dan perdamaian kawasan, termasuk dengan mendukung posisi bersama ASEAN mengenai Laut China Selatan.

Sementara itu, Menlu Australia Penny Wong tegaskan dukungan terhadap sentralitas ASEAN dalam menjaga stabilitas dan mewujudkan kemakmuran kawasan, melalui implementasi konkret AOIP. Selain itu, Australia juga telah merumuskan Strategi untuk Asia Tenggara tahun 2040 untuk tingkatkan kerja sama ekonomi dengan ASEAN.

Pertemuan tersebut menyepakati Concept Note untuk ASEAN-Australia Commemorative Summit. ASEAN-Australia Commemorative Summit baru akan dilaksanakan tahun depan.

ASEAN-Rusia

Dalam pertemuan dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov, Indonesia mendorong penguatan kerja sama pada bidang ketahanan pangan antara ASEAN dengan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut.

Retno mengatakan Rusia telah menjadi mitra dialog ASEAN selama lebih dari 26 tahun. Lima tahun lalu hubungan keduanya naik tingkat menjadi Kemitraan Strategis, tetapi saat ini situasi dunia telah berubah drastis.

"Paradigma kolaborasi dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Sebagai teman Rusia maupun Ukraina, Indonesia tak kenal lelah untuk menyerukan perdamaian. Kemitraan kita harus mewujudkan paradigma ini dalam tindakan nyata," kata Retno.

Tak hanya itu, Retno juga berharap Rusia dapat mendukung AOIP dan kerja-kerja ASEAN dengan para mitra. Ia menyebut ada dua area kolaborasi yang perlu didorong, yakni kerja sama di bidang ketahanan pangan dan memastikan zona bebas senjata nuklir di Asia Tenggara.

ASEAN berencana mengajukan Deklarasi Pemimpin untuk Penguatan Ketahanan Pangan dan Nutrisi untuk Merespons Krisis pada KTT ASEAN ke-43 bulan September mendatang.

"Dukungan Rusia terhadap inisiatif ini sangat penting mengingat status Rusia sebagai produsen gandum dan pupuk global," kata Menlu Retno. Kedua, memastikan zona bebas senjata nuklir di Asia Tenggara.

Retno mengatakan ASEAN dibentuk untuk menjaga perdamaian jangka panjang dan kemakmuran inklusif di kawasan, dan hal ini tidak mungkin tercapai tanpa memastikan Asia Tenggara tetap sebagai kawasan bebas senjata nuklir.

"Oleh karena itu, semua negara pemilik senjata nuklir harus memajukan nonproliferasi dan perlucutan senjata. Untuk itu, saya harap Rusia dapat mengaksesi Protokol Trakat SEANWFZ (Southeast Asian Nuclear-Weapon-Free Zone Treaty) sesegera mungkin," tegas Retno.

Sementara itu, Lavrov menegaskan dukungan Rusia terhadap sentralitas ASEAN dalam pembangunan infrastruktur kawasan inklusif di Indo-Pasifik sebagai fondasi keamanan dan kemakmuran, berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB.

Dalam pertemuan tersebut, negara-negara ASEAN juga mendorong penguatan kerja sama ekonomi, energi dan keamanan pangan melalui implementasi Plan of Action 2021- 2025. Mereka juga mendorong kerja sama di bidang pariwisata, sains dan teknologi, smart city, ekonomi digital, dan transfer teknologi.

Terkait aspek keamanan, pertemuan membahas pentingnya kerja sama mengatasi penyelundupan narkotika, terorisme, dan kejahatan berbasis internet. Negara-negara ASEAN juga meminta Rusia mengaksesi Protokol Traktat SEANWFZ.

Mereka juga menyerukan penyelesaian konflik secara damai dan mengundang Rusia untuk memanfaatkan platform ASEAN seperti East Asia Summit (EAS) dan ASEAN Regional Forum (ARF) untuk memajukan dialog damai.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Soal Senjata Nuklir, Indonesia Minta Bantuan Ini ke Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular