Emisi Masih Rendah, RI Tetap Komitmen Perangi Dampak Iklim

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyebut tetap akan bertanggung jawab untuk memerangi dampak perubahan iklim emisi karbon yang dihasilkan Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara maju.
Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa pemerintah akan mengurangi emisi gas rumah kaca (ERK) di Indonesia dari berbagai sektor. Hal tersebut juga lantaran Indonesia yang sudah berkomitmen di Paris Agreement sejak delapan tahun lalu untuk memerangi dampak perubahan iklim dunia.
"Kita berkomitmen kan, kita sudah komitmen di Paris Agreement itu delapan tahun lalu. Kemudian dibawa ke Indonesia jadi undang-undangnya terkait dengan penurunan efek rumah kaca. Kita sudah sampaikan juga komitmen kita, sudah dua kali kita sampaikan tujuannya adalah sebagai bagian dari masyarakat dunia kita pun turut bertanggung jawab. Karena kalau kita mengeluarkan emisi, dampaknya tidak hanya ke kita, dampaknya ke dunia," beber Dadan dalam Economic Update 2023 CNBC Indonesia, Selasa (11/7/2023).
Terkhusus sektor ESDM, lanjut Dadan, dia mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan langkah pasti yakni dengan menggeser energi yang beremisi besar menjadi energi yang memberikan emisi rendah dan melakukan transisi energi. Hal tersebut seperti yang sudah tertuang dalam Undang-Undang Perubahan Iklim dan Undang-Undang Energi.
"Penurunan emisi gas rumah kaca di sektor ESDM ini ada dua, yang pertama kita geser pemanfaatan emisinya pada energi yang memberikan emisi lebih rendah misalkan dari fossil to fossil, batu bara ke gas, minyak bumi ke gas, BBM ke gas," paparnya.
Upaya kedua, lanjutnya, transisi energi akan dilakukan dengan menggeser energi fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT). Namun, Dadan mengatakan bahwa transisi energi harus dilakukan dalam jangka panjang karena prosesnya harus mengganti keseluruhan energi yang menghasilkan emisi menjadi nol emisi.
"Yang lebih besar tapi ini durasi agak panjang, makanya disebut transisi adalah bagaimana kita menggeser dari fosil dengan memanfaatkan sumber daya yang ada kita secara lengkap itu yang dimaksud dengan energi baru dan energi terbarukan. Itu yang kita dorong," tandasnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia telah meningkatkan target pengurangan emisi dari 29% menjadi 31,89% dengan kemampuan sendiri atau Nationally Determined Contribution (NDC), dan menjadi 43,2% dengan dukungan internasional dari sebelumnya hanya ditargetkan 40% pada 2030.
Selain itu, Net Zero Emission (NZE) ditetapkan pada 2060 atau lebih cepat dari target awal.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buka-bukaan ESDM Soal Transisi Energi Saat Pemulihan Ekonomi
