Economic Update 2023

Wamenkeu: Ekonomi Hijau 'Senjata' di Tengah Suramnya Dunia

cap, CNBC Indonesia
11 July 2023 12:59
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam Economic Update di Program Power Lunch yang berlangsung pada Selasa, (11/7/2023). (CNBC Indonesia TV)
Foto: Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam Economic Update di Program Power Lunch yang berlangsung pada Selasa, (11/7/2023). (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan tahun 2023 menjadi tahun yang tidak mudah. Sejumlah tantangan itu sekarang sudah ada di depan mata. Namun, tantangan itu dijadikan pemerintah sebagai peluang untuk bertransformasi dan berinovasi.

"Pertumbuhan ekonomi dunia sendiri di tahun ini diperkirakan akan lebih lambat dibandingkan tahun lalu. Kalau estimasi 2024, sepertinya akan ada peningkatan sedikit. Namun, kita belum tahu, karena kondisi ekonomi di belahan dunia yang lain," jelas Suahasil dalam acara Economic Economic Update CNBC Indonesia, Selasa (11/7/2023).

Seperti diketahui, IMF memperkirakan perekonomian global akan melambat dari 6% pada 2021 menjadi 3,2% pada 2022, dan akan melemah ke 2,7% pada 2023, kemudian naik ke level 3% pada 2024.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2023 tersebut menjadi profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali saat krisis keuangan global dan fase akut pandemi Covid-19.

Di tengah situasi ekonomi global saat ini, kata Suahasil, sangat penting untuk bisa mengandalkan segala sumber daya yang ada di dalam negeri, baik itu sumber daya alam maupun masyarakat lewat konsumsinya.

"Hilirisasi di dalam negeri itu bagian ingin membuat supaya perekonomian domestik menciptakan nilai tambah yang lebih besar. Sehingga kita bisa menciptakan multiplier yang lebih besar, income yang lebih tinggi untuk masyarakat," jelas Suahasil.

Pun saat ini, semua negara di dunia, kata Suahasil berlomba-lomba untuk meningkatkan kapasitas produksi di dalam negeri. Misalnya saja di Amerika Serikat (AS) yang menerapkan kebijakan Inflation Reduction Act (IRA).

"Itu juga menginginkan supaya kegiatan ekonomi AS meningkat, jadi memang geopolitik yang baru, mungkin dia akan bercampur bukan hanya di ekonomi, tapi juga dari sisi produksi dari geopolitik ekonomi hijau," jelas Suahasil.

"Bagaimana green economy itu perlu didorong, tiap negara ingin menciptakan green economy yang lebih sustainable. Kalau belakangan bicara soal hilirisasi sumber daya mineral kita, itu adalah bagian dari mendorong green economy kita," kata Suahasil lagi.

Oleh karena itu, kata Suahasil, green economy bukan sekedar pembangkit listrik batubara, tapi juga sumber daya mineral.

"Itu yang ingin kita olah menjadi nilai tambah yang lebih besar di dalam negeri," jelas Suahasil.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PT PII Tunjukan Komitmen dalam Mendorong Ekonomi Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular