Menkeu Was-was Setoran Hasil Migas Mulai Terkontraksi

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
11 July 2023 07:50
Kilang minyak
Foto: Pixabay/John Perry

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP tumbuh melemah pada semester I-2023 dibandingkan dengan pertumbuhan pada semester I-2022. Banyak sumber penerimaan dari PNBP yang mulai terkontraksi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi PNBP telah mencapai Rp 302,1 triliun, atau tumbuh 5,5% dari periode yang sama pada tahun lalu Rp 286,4 triliun yang tumbuhnya mencapai 38,4%. Realisasi itu sudah sebesar 68,5% dari target APBN tahun ini Rp 441,4 triliun.

"Sari sisi PNBP kita masih mendapatkan cerita positif meski trennya kita waspadai," kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, seperti dikutip Selasa (11/7/2023).

Ia mengatakan, sumber penerimaan PNBP yang mulai anjlok adalah pendapatan SDA Migas yang hanya Rp 60,1 triliun, atau turun 19,9% dari realisasi semester I-2022 yang mencapai Rp 75 triliun. Penyebabnya harga ICP anjlok 27,8% dan lifting minyak serta gas yang masing-masing hanya tumbuh 0,3% dan 0,1%.

Sementara itu, penerimaan SDA Nonmigas masih mampu tumbuh menjadi Rp 78,3 triliun dari Rp 40,2 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Namun, pertumbuhan penerimaannya turun dari 102,8% menjadi 94,7%.

Penyebabnya adalah anjloknya harga nikel yang minus 5,9% dan tembaga yang turun 11,8%, meskipun harga batu bara masih tercatat baik 6,2% dan harga emas 1,7%.

Kondisi yang sama juga dipengaruhi oleh penerimaan kekayaan negara yang dipisahkan (KND). Sumbernya diperoleh dari setoran dividen BUMN yang mencapai Rp 42,4 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 35,5 triliun. Tapi pertumbuhannya menyusut dari 122,9% menjadi hanya 19,4%.

Sri Mulyani menegaskan, setoran dari kekayaan negara yang dipisahkan ini juga tidak lagi diperoleh dari surplus Bank Indonesia. Sebab, setoran surplus BI hanya diperoleh pada 2019 sebesar Rp 30,1 triliun, sedangkan sejak 2020-2023 tidak lagi ada karena dampak kebijakan burden sharing.

Adapun untuk PNBP Lainnya tercatat malah kontraksi sebesar minus 5,5% menjadi Rp 83 triliun, dari sebelumnya Rp 87,8 triliun. Demikian juga untuk pendapatan badan layanan umum yang juga terkontraksi minus 19,8% menjadi Rp 38,4 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 47,9 triliun.

"Ini gambaran semester I yang masih baik apalagi dibandingkan dengan kondisi ekonomi dunia, namun kita harus waspadai karena trennya koreksi cukup siginfikan," tutur Sri Mulyani.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Lega, Setoran PNBP Juli 2023 Masih Oke

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular