Dolar Tembus Rp15.190, BI: Rupiah Masih Bisa Perkasa

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Senin, 10/07/2023 15:52 WIB
Foto: Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti (Tangkapan Layar via Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah gejolak mata uang Garuda, Bank Indonesia (BI) masih melihat ruang penguatan rupiah ke depannya. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (10/7/2023).

"BI masih melihat ruang apresiasi nilai tukar rupiah masih ada di tengah surplus transaksi berjalan," papar Destry.

"Kami perkirakan juga masuknya aliran modal asing seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat inflasi rendah dan imbal hasil aset keuangan domestik yang masih menarik," tambah Destry.


Destry pun menegaskan bahwa BI akan terus memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar melalui triple intervention dan operation twist.

"Untuk operasi moneter valas terus kami perkuat untuk implementasi TD (term deposit) valas DHE dan penambahan frekuensi serta tenor lelang TD valas jangka pendek," ujar Destry.

Dari data BI, Destry menuturkan bahwa neraca pembayaran Indonesia pada semester I-2023 diperkirakan akan surplus. Hal ini didukung dengan surplus neraca perdagangan di mana sampai Mei 2023, posisinya tercatat surplus US$ 16,48 miliar.

"Sementara aliran modal asing dalam bentuk portfolio year to date (ytd) hingga akhir juni 2023 telah mencatatkan net inflow US$ 4,57 miliar," katanya.

Sebagai catatan, rupiah menjadi salah satu mata uang di Asia yang terpuruk saat melawan dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan dapat dikatakan bahwa rupiah menjadi yang paling buruk dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya.

Melansir dari Refinitiv pada pekan ini, rupiah ambles nyaris 1%, atau tepatnya 0,93% secara point-to-point (ptp) dihadapan dolar AS. Pada perdagangan Jumat (7/7/2023), rupiah ditutup melemah 0,6% ke Rp 15.130/US$. Rupiah kembali menyentuh level psikologis Rp 15.000/US$.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Transaksi Berjalan RI Q1-2025 Cetak Defisit USD 200 Juta