AS Kirim 'Senjata Terlarang' ke Ukraina, Dampaknya Ngeri!

pgr, CNBC Indonesia
08 July 2023 06:30
Presiden Joe Biden (kiri) berjalan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) menjelang sesi kerja tentang Ukraina selama KTT Pemimpin G7 di Hiroshima pada 21 Mei 2023. (SUSAN WALSH/POOL/AFP via Getty Images)
Foto: Presiden Joe Biden (kiri) berjalan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) menjelang sesi kerja tentang Ukraina selama KTT Pemimpin G7 di Hiroshima pada 21 Mei 2023. (POOL/AFP via Getty Images/SUSAN WALSH)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dikabarkan sudah mengesahkan pengiriman munisi tandan ke Ukraina. Pengiriman senjata itu tentunya melawan keberatan para pembela hak asasi manusia atas 'senjata terlarang' yang dinilai membahayakan warga sipil.

Administrasi Presiden Joe Biden mengkonfirmasi langkah pengiriman 'senjata terlarang' tersebut, dengan alasan bahwa bom curah buatan AS lebih aman daripada yang sudah digunakan Rusia dalam peperangan dengan Ukraina selama ini.

Suplai munisi tandan itu dilakukan saat Ukraina melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia di bagian timur negara tersebut. "Kami menyadari bahwa munisi tandan menimbulkan risiko bahaya sipil dari persenjataan yang tidak meledak," kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan dikutip Aljazeera, Sabtu (8/7/2023).

"Inilah mengapa kami menunda keputusan selama mungkin. Tetapi ada juga risiko kerusakan sipil yang sangat besar jika pasukan dan tank Rusia menggulingkan posisi Ukraina dan mengambil lebih banyak wilayah Ukraina dan menaklukkan lebih banyak warga sipil Ukraina."

Sullivan menambahkan bahwa munisi tandan akan berfungsi sebagai "jembatan" untuk melengkapi artileri konvensional saat AS meningkatkan produksi bom dan peluru biasa untuk Ukraina.

Biden kemudian mengatakan kepada CNN bahwa itu adalah "keputusan yang sangat sulit" di pihaknya, karena "Ukraina kehabisan amunisi"

Senjata-senjata itu adalah bagian dari tahap bantuan militer AS ke Ukraina yang juga mencakup kendaraan lapis baja dan senjata anti-lapis baja, kata Pentagon.

Para pendukung hak asasi mengecam keputusan pemerintahan Biden, menyoroti ancaman mereka terhadap warga sipil Ukraina.

Sarah Yager, direktur Washington di Human Rights Watch, menyebut langkah AS itu "menghancurkan". "Mereka benar-benar mengerikan bagi warga sipil." Yager memberi tahu Al Jazeera dalam sebuah wawancara.

"Saya pikir ketika legislator dan pembuat kebijakan di Amerika Serikat melihat foto-foto anak-anak dengan anggota tubuh yang hilang, orang tua yang terluka, terbunuh oleh munisi tandan Amerika kita sendiri, akan ada kebangkitan nyata dari bencana kemanusiaan ini."


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Mau Kirim Senjata Terlarang, Zelenzky Bisa Makin Menggila!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular