Internasional

Data Intelijen Terbaru, Rusia Terancam Civil War

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 July 2023 19:50
Kepala kelompok tentara bayaran Wagner Rusia Yevgeny Prigozhin akan melangsungkan pemberontakan bersenjata untuk menggulingkan menteri pertahanan Rusia. (REUTERS/STRINGER)
Foto: (REUTERS/STRINGER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Direktorat Intelijen Utama (GUR) Ukraina, Mayor Jenderal Kyrylo Budanov, menyebut Rusia sedang menghadapi situasi pelik. Negara tetangganya tersebut saat ini berada di ambang perang saudara alias civil war yang dapat menghancurkan.

Budanov sampai pada kesimpulan itu setelah agen mata-matanya memeriksa studi internal rahasia oleh Kementerian Dalam Negeri Rusia (MVD). Ini berfokus pada tingkat dukungan publik untuk pemberontakan oleh kelompok tentara bayaran Wagner, yang merupakan tantangan langsung terhadap otoritas pemimpin Rusia Vladimir Putin.

Sebagai informasi, bulan lalu, anak buah Yevgeny Prigozhin merebut fasilitas militer di kota Rostov-on-Don, Rusia selatan, dan berbaris ke Moskow. Mereka merencanakan kudeta yang kemudian gagal dilakukan.

Budanov mengatakan kepada surat kabar Inggris The Times bahwa MVD telah melacak sikap terhadap pemberontakan menggunakan spyware generasi baru yang memantau aplikasi perpesanan, serta tren media sosial dan regional. Bos mata-mata Ukraina itu juga mengatakan MVD telah menilai bahwa, pada hari-hari pemberontakan, Prigozhin mendapat dukungan rakyat mendekati Putin.

Ia mendapat dukungan di 17 dari 46 wilayah Rusia sementara Putin 21. Sedangkan di daerah lain, dukungan untuk kedua laki-laki itu kurang lebih sama.

"Itulah yang kita lihat sekarang-masyarakat Rusia terpecah menjadi dua bagian," kata Budanov kepada surat kabar Inggris, seperti dikutip Newsweek, Jumat (7/7/2023).

"Data menunjukkan persis apa yang dibicarakan oleh dinas kami-bahwa Federasi Rusia berada di ambang perang saudara. Perlu ada 'urusan' internal kecil, dan konflik internal akan meningkat," tambahnya.

Intelijen Ukraina juga menemukan bahwa studi MVD menunjukkan Putin dapat mengandalkan kesetiaan Moskow tetapi tidak di kota asalnya St. Petersburg. Presiden Rusia itu mendapat dukungan paling sedikit di republik selatan Dagestan, di mana Prigozhin mendapatkan dukungan sebesar 97%.

Sebelumnya, pada Januari 2023 lalu, dokumen intelijen AS yang bocor sempat menunjukkan Prigozhin berkomunikasi dengan intelijen Ukraina. Ia menawarkan informasi ke Kyiv tentang posisi Rusia dengan imbalan penarikan pasukan Ukraina dari Bakhmut.

Satu dokumen merujuk pertemuan antara operator GUR dan Prigozhin di negara Afrika yang tidak ditentukan. Budanov sendiri mengatakan wajar GUR bertemu dengan Wagner di banyak negara Afrika, meski tanpa merinci lebih lanjut.

Meski demikian belum ada komentar Rusia soal ini. Kremlin kerap menganggap berita dari Ukraina ataupun Barat sebagai provokasi dam kampanye negatif.

Sementara itu, Prigozhin sendiri disebut diasingkan ke sekutu Belarusia. Meski begitu, sang Presiden Alexadr Lukashenko dalam pernyataan terbaru menyebutnya masih berada di Rusia.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Mulai Terpecah Belah, Militer Anti Putin Mulai Bangkit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular