Marak Kios 'Hantu' di Pasar Induk, Pedagang Bongkar Rahasia

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Jumat, 07/07/2023 16:17 WIB
Foto: Kios kosong di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib Pasar Induk Kramat Jati saat ini sudah berbeda dengan beberapa tahun lalu. Pasar sayuran terbesar di Indonesia ini kian sepi ditinggal pembeli. Kemudian muncul fenomena marak kios 'hantu'.

Banyak pedagang Pasar Induk Kramat Jati yang mengeluh pembeli yang datang tidak lagi banyak seperti dulu. Salah satunya dikarenakan pemotongan rantai supply-demand.

"Dulu dari petani ke Pasar Induk dulu, jadi gak dari petani langsung ke pasar kecil. Sekarang jadi langsung, ditambah dari HP online itu sekarang gampang," kata Munthe, pedagang timun di pasar Kramat Jati kepada CNBC Indonesia, Kamis (7/7/23).


Foto: Kios kosong di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Kios kosong di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Karena itu, Ia pun enggan untuk mengadakan stok dengan jumlah banyak. Pasalnya, ada kekhawatiran dari pedagang bahwa tidak habis sehingga mengakibatkan dagangannya menjadi busuk.

"Pasti gak-gak habis makanya gak bisa lagi stok dengan banyak. Dan yang beli eceran pun dilayani, mau 5-10 Kg kalau gak gitu ya siapa yang mau beli?" sebutnya.

Berbeda dengan Munthe yang berjualan di pasar Grosir, pedagang lainnya yakni Alex berjualan bawang merah dan putih di pasar eceran. Perbedaan kedua pasar tersebut ialah jika pasar grosir beroperasi 24 jam, sedangkan pasar eceran hanya dari pagi hingga jam 6 sore.

Foto: Kios kosong di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Kios kosong di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Ia menilai bahwa banyak pedagang uang kesulitan salah satunya karena pedagang

"Yang dagang emperan gak dilarang, padahal dia ngga bayar biaya sewa, ngga iuran ke Pasar Jaya juga, tapi bisa operasi 24 jam di grosiran. Meskipun sekarang sudah mulai dirapihin juga," sebut Alex.


(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Darurat Gas, Benarkah?