Ini Dia Sosok Capres Pilihan Jutaan Peternak-Pengusaha RI

Ferry Sandi & Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
07 July 2023 12:45
Ilustrasi warteg di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi warteg di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pengusaha Wrung Tegal atau yang biasa disebut Warteg yang berjumlah 50.000 pun telah sepakat figur calon presiden yang akan mereka dukung pada Pemilu 2024.

Yaitu, sosok pemimpin yang dapat berkeadilan dan dapat mengentaskan kesenjangan ekonomi di Indonesia.

"Seperti diketahui ketimpangan ekonomi di negeri ini sangat lumayan tinggi, 5% populasi penduduk Indonesia menguasai 50% pergerakan ekonomi, ini kan jumlah yang sangat timpang sekali. Ini yang diharapkan ke depan (calon presiden) mengatasi kesenjangan, dan distribusi kekayaan supaya rakyat semakin banyak untuk mendapatkan akses ekonomi yang baik, terutama UMKM," kata Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni.

"Artinya, ekonomi ini jangan dikuasai oleh hanya segelintir orang, oligarki lah istilahnya, tapi harus dikuasai oleh semua komponen bangsa atau usaha kecil menengah, kalau sinergi kan enak," tukasnya.

Mukroni juga berharap agar nantinya pemerintah atau calon Presiden 2024 dapat dengan tegas memberantas korupsi. Sebab, adanya tindakan korupsi telah mencerminkan pemerintahan yang tidak berkeadilan.

"Bangsa terpuruk karena korupsi. Nah ini korupsi harus tegas diberantas, itu yang penting. Kan gak adil, sementara kita bekerja di bawah dengan keringat berdarah-darah, yang di atas dia menikmati hanya dengan kekuasaan terus berkorupsi, ini kan gak adil," ujar Mukroni.

Di sisi lain, Mukroni menambahkan, anggota Kowantara pun masih menunggu kepastian pasangan capres dan cawapres yang akan maju dalam Pemilu 2024.

"Teman-teman (anggota Kowantara) saat ini masih melihat, karena ini kan masih baru bacapres belum bacawapres nya, wapres nya itu harus saling meliputi, semacam saling melengkapi antara capres dan cawapres. Ini kan masih belum ketara, karena bacapresnya masih belum mengumumkan siapa pendampingnya," katanya.

"Karena kan Presiden dan Wakil Presiden itu saling melengkapi, dan tidak bisa Presiden hegemoni dalam kebijakan, sementara Wapresnya hanya ban serep, itu gak bisa, jadi harus ada saling melengkapi. Kayak dulu Bung Karno dan Bung Hatta," pungkas Mukroni.

(dce/dce)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular