
Xi Jinping Disebut Beri Putin Peringatan, Ini Jawaban Kremlin

Jakarta, CNBC Indonesia - Pihak Istana Kepresidenan Rusia atau Kremlin buka suara soal peringatan yang diberikan Presiden China Xi Jinping kepada pemimpin negara itu, Vladimir Putin. Hal ini dijabarkan oleh Sekretaris Pers Putin, Dmitry Peskov, Rabu (5/7/2023).
Sebelumnya, Financial Times (FT) melaporkan Xi telah memperingati Putin pada Maret lalu agar tidak menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Sumber laporan tersebut mengutip pejabat China dan Barat.
Menurut Peskov, informasi itu tidaklah jelas. Ia menyarankan bahwa pernyataan resmi mengenai kunjungan 'penting' Xi ke Moskow pada bulan Maret 'cukup' untuk membuat kesimpulan tentang sifat dialog keduanya.
"Saya tidak bisa memastikan itu," tegasnya dikutip Russia Today.
Dalam laporan FT, pejabat China secara pribadi memuji Kremlin yang mundur dari ancaman terselubung kekuatan nuklir yang diungkapkan sebelumnya dalam konflik.
Secara rinci, dikatakan bagaimana Xi me-warning Putin secara pribadi saat tatap muka, selama kunjungannya ke Moskow tiga bulan lalu. Seorang pejabat penasihat senior pemerintah China menyebut, menghalangi Putin menggunakan senjata nuklir telah jadi "kampanye China".
"China dipuji karena mengirim pesan di setiap tingkatan," ujar pejabat senior pemerintah AS sebagaimana ditulis FT.
Perang Rusia ke Ukraina membuat Moskow diasingkan Barat dari hubungan dan ekonomi global. Namun China tetap menjadi sekutu dekat selama ini dengan menahan diri mengkritik kebijakan Kremlin.
Di 2022, perdagangan bilateral China dengan Rusia mencapai rekor US$ 190 miliar. Tirai Bambu menggenjot pembelian energi Rusia dan memungkinkannya mengimpor teknologi penting termasuk microchip.
Moskow menegaskan konflik Ukraina adalah bagian dari perang proksi Barat yang lebih luas melawan Rusia. Putin, serta pejabat Rusia lainnya, telah berulang kali mengutip doktrin nuklir Rusia, yang mengizinkan penggunaan senjata semacam itu untuk mencegah ancaman eksistensial terhadap negara Rusia.
Meski begitu, sejauh ini, Putin sendiri telah menolak gagasan serangan nuklir terbatas. Menurutnya, hal itu tidaklah begitu diperlukan.
"Pertama-tama, kita tidak membutuhkan itu. Kedua, spekulasi tentang ini adalah faktor yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata tersebut," jelasnya dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg bulan lalu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Atur Kunjungan ke Rusia Bawa Misi Damai