Peternak Ungkap Biang Kerok Daging Ayam Sudah Ganti Harga

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 03/07/2023 17:30 WIB
Foto: Menjelang hari raya Idul Adha, harga daging ayam di Pasar Senen mengalami peningkatan dalam dua bulan terakhir. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pedagang ayam di beberapa daerah melakukan aksi unjuk rasa dengan mogok berjualan, alasannya karena ayam dinilai sudah terlalu mahal untuk dijual kembali di sisi hilir. Dari sisi hulu, kalangan peternak memberi pernyataan mengejutkan dengan menilai bahwa langkah mogok pedagang itu bukan karena kerugian, melainkan keuntungan yang berkurang.

"Pedagang yang kemarin protes bukan harga mahal, tapi mungkin mereka sudah terlalu lama menikmati keuntungan berlebihan. Beberapa bulan lalu harga ayam terpuruk Rp 16.000-17.000, tapi di pasar tetap Rp 35.000, jadi gap keuntungan pedagang tinggi," kata Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Herry Darmawan kepada CNBC Indonesia, Selasa (3/7/2023).

Dengan selisih sebanyak itu, peternak menyebut pedagang bisa mendapatkan laba dua kali lipat dari harga modal. Saat ini kondisinya justru berbalik dimana peternak mendapatkan berkah dari kenaikan harga ayam, sedangkan pedagang kesulitan menjualnya.


"Sekarang harga menuju normal, rugi sih gak keuntungannya berkurang. Mereka (pedagang) masih menginginkan keuntungan seperti harga jatuh," sebut Herry.

Foto: Menjelang hari raya Idul Adha, harga daging ayam di Pasar Senen mengalami peningkatan dalam dua bulan terakhir. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Menjelang hari raya Idul Adha, harga daging ayam di Pasar Senen mengalami peningkatan dalam dua bulan terakhir. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Adapun kala harga ayam jatuh di tinggi peternak, maka harus mengalami kerugian karena beban biaya modal yang tinggi. Misalnya harga pakan yang mencakup 65% dari biaya produksi dalam dua tahun terakhir sudah naik 30%. Saat ini harga pakan yang bagus Rp 9.000-9.500/kg, sedangkan beberapa tahun lalu masih di angka Rp 6.000-7.000/kg.

"Sedangkan DOC (Day Old Chicken) atau bibit ayam juga gitu rata-rata Rp 8.000 per ekor. Jadi walau harga naik, tapi peternak ngga menikmati keuntungan berlebih karena modalnya sudah terlalu tinggi. Peternak bisa menghitung biaya produksi tapi ngga bisa menentukan harga jual karena ditentukan harga pasar," ucapnya.

Meski peternak mengklaim tidak banyak mendapatkan untung kala harga ayam naik, namun sebagian pedagang sudah gerah dan melakukan aksi mogok berjualan sejak kemarin, Senin (26/6/2023).

Harga di pasaran daging ayam terus melambung tinggi, seperti di Pasar Rawa Jambon, Jakarta Barat. Harga ayam potong Rp 60.000/kg sebelumnya hanya di angka Rp 32.000/kg-Rp 34.000/kg

"Pembeli mulai berkurang semenjak harga ayam naik, semua penjual ayam cuma bisa pasrah selama kenaikan harga ayam. Mogok penjual ayam belum tahu karena apa, infonya cuma mogok aja," sebut salah satu pedagang bernama Jumaidi (51)


(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Ayam Terjun Peternak Rugi, Pemerintahan Prabowo Ke Mana?