Internasional

Gokil! Perusahaan Ini Bayar Karyawan Rp 2 T Agar Punya Anak

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Sabtu, 01/07/2023 10:25 WIB
Foto: Fenomena ‘Resesi Seks’ di China Makin Parah

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa agen perjalanan online terbesar di dunia, Trip.com China, meluncurkan program subsidi baru bagi karyawannya. Yaitu, memberikan biaya pengasuhan anak baru sebesar Rp1 miliar Yuan atau setara Rp2,073 triliun (kurs Rp2.073,47 per Yuan China. 

Selain itu, pekerja yang telah bekerja di perusahaan setidaknya selama tiga tahun akan menerima bonus tahunan sebesar 10.000 yuan ($1.376) untuk setiap anak yang baru lahir. Ini untuk setiap tahun sejak ulang tahun pertama anak tersebut hingga mereka mencapai usia lima tahun.

CNN International melansir, langkah perusahaan ini adalah sebagai upaya mendorong 32.000 karyawannya memiliki anak. Kebijakan ini bakal mulai efektif hari Sabtu, waktu setempat.


"Melalui pengenalan tunjangan penitipan anak baru ini, kami bertujuan untuk memberikan dukungan keuangan yang akan mendorong karyawan kami untuk memulai atau menumbuhkan keluarga mereka tanpa mengorbankan tujuan dan pencapaian profesional mereka," kata Ketua Eksekutif Trip.com James Liang dalam sebuah pernyataan, dikutip Sabtu (1/7/2023).

Seperti diketahui, populasi China menyusut pada tahun 2022 untuk pertama kalinya dalam lebih dari 60 tahun. Dengan hanya memiliki 6,77 kelahiran per 1.000 orang. Hal itu merupakan tingkat kelahiran terendah sejak tahun 1949. Meski begitu, negara ini masih menjadi negara terpadat kedua di dunia.

Adapun, kebijakan Trip.com dan perusahaan lainnya mencerminkan upaya sektor swasta untuk turut berperan dalam meningkatkan tingkat kelahiran. Para pengamat melihat langkah ini sebagai solusi inovatif yang dapat mendorong karyawan perempuan untuk memiliki anak tanpa harus khawatir tentang dampak finansial yang mungkin timbul.

"Saya selalu menyarankan agar pemerintah memberikan uang kepada keluarga dengan anak-anak untuk mengurangi biaya membesarkan anak keluarga dan membantu lebih banyak anak muda memenuhi keinginan mereka untuk memiliki banyak anak," tambah Liang.

Selain itu, kebijakan kontrol kelahiran yang ketat dan perubahan demografis telah menyebabkan populasi China mengalami penurunan. Pemerintah telah mencoba untuk mendorong pertumbuhan populasi dengan merelaksasi beberapa kebijakan, termasuk memperbolehkan pasangan memiliki tiga anak.

Di lain sisi, Beijing membatalkan kebijakan 'satu anak' selama puluhan tahun pada tahun 2015, awalnya mengizinkan pasangan menikah untuk memiliki dua anak. Namun setelah kenaikan singkat pada tahun 2016, angka kelahiran nasional terus turun.

Masalah ini menjadi perhatian utama para pembuat kebijakan, karena dapat memiliki implikasi yang mendalam bagi negara. Ini menambah masalah populasi yang menua, dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi pendapatan pajak dan iuran ke sistem pensiun yang sudah tegang.

Di sisi lain, sejumlah ahli mempertanyakan apakah insentif finansial saja sudah cukup untuk mendorong peningkatan kelahiran. Mereka berpendapat, masalah tersebut mungkin lebih kompleks dan memerlukan pendekatan yang lebih holistik.

Kebijakan ini juga memunculkan pertanyaan tentang kesetaraan gender. Beberapa kritikus mengkhawatirkan, langkah ini dapat memicu diskriminasi terhadap karyawan perempuan, yang mungkin menghadapi tekanan untuk memiliki anak agar memenuhi persyaratan bonus.

Meski kontroversial, langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan seperti Trip.com menunjukkan adanya upaya untuk mengatasi penurunan tingkat kelahiran di China. Meski masih harus dilihat apakah langkah-langkah tersebut akan berhasil meningkatkan angka kelahiran dan sejauh mana kebijakan ini akan diterapkan oleh perusahaan lain di masa depan.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gelombang Panas di Beijing, Pemerintah Keluarkan Peringatan