Belum Dijegal UE, Volume Ekspor CPO Masih Naik 21,10%

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Perdagangan RI, Jerry Sambuaga mengungkapkan ekpor crude palm oil/ CPO dan turunannya mencapai US$ 8,79 miliar hingga April 2023. Jumlah tersebut turun 19,42% jika dibandingkan dengan perolehan diperiode sama tahun sebelumnya.
"Meski turun, secara volume ekspor CPO mengalami peningkatan sebesar 21,10%," ujar Jerry dalam program CNBC Indonesia Sawit Week 2023, Selasa (27/06/2023).
Jerry menuturkan salah satu negara tujuan ekpor CPO itu cukup massif dilakukan di beberapa negara, mulai dari Tiongkok, Pakistan, hingga USA.
Hal ini membuktikan bahwa industri sawit nasional sejauh ini masih kuat, meski ke depan ada pengetatan impor yang dilakukan Uni Eropa (UE) setelah berlakunya Undang-undang antideforestasi (European Union Deforestation-Free Regulation/ EUDR) mulai Mei 2023.
"Itu menunjukkan betapa massifnya ekspor CPO kita di beberapa negara," jelasnya.
Seperti diketahui pemerintah saat ini tengah menjajaki peluang menaikkan ekspor sawit RI ke China. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi ekspor CPO yang selama ini mengisi pasar UE.
"Ini salah satu strategi Pemerintah menjaga kinerja ekposr CPO dan turunannya. Ini seiring adanya dinamika dan inisiasi dari Uni Eropa yang boleh dibilang melarang masuknya produk deforestasi," jelas Jerry.
Indonesia sendiri lanjut Jerry sudah menyampaikan keberatannya baik kepada komisi Eropa maupun kepada masing-masing negara anggota terkait adanya kebijakan antideforestasi. Pasalnya hal ini dinilai akan berdampak negatif terhadap ekspor produk ungulan Indonesia seperti sawit.
"Indonesia saat ini telah melakukan penilaian untuk mempertimbangkan opsi langkah sebagai respon kebijakan Uni Eropa baik di forum maupun mulitilateral," tutupnya.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kupas Tuntas Peran ISPO Untuk Industri Sawit Hulu ke Hilir