
Kupas Tuntas Peran ISPO Untuk Industri Sawit Hulu ke Hilir

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki peran penting di sektor kelapa sawit dunia, seiring dengan perannya sebagai salah satu produsen terbesar. Sepanjang 2022 produksi Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia tercatat sebesar 46,73 juta ton dan nilai ekspor periode April 2023 mencapai US$ 18,03 miliar.
Sayangnya, kelapa sawit dan produk turunannya seringkali terganjal kampanye hitam terkait masalah lingkungan. Padahal crude palm oil merupakan salah satu sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, dan menjadi alternatif energi bersih. Untuk itu perlu upaya dan strategi untuk melawan stigma negatif kelapa sawit.
Demi menangkal berbagai kampanye negatif, serta memastikan keberlanjutan sektor kelapa sawit di tanah air, pemerintah pun telah menyusun standar kebijakan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Dengan menerapkan ISPO artinya produk CPO yang digunakan dan diekspor telah memenuhi berbagai persyaratan dan standar, dari aspek hulu ke hilir yang telah ditetapkan.
Aturan ISPO tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia. Beleid tersebut dilakukan dengan beberapa pertimbangan, sehingga diperlukan sistem pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang efektif, efisien, adil dan berkelanjutan dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Kementerian Pertanian (Kementan) pun berupaya memperluas penerapan ISPO di perkebunan sawit swadaya, sehingga bisa persyaratan legal di perkebunan sawit. Berdasarkan catatan Kementan, baru 32 sertifikat ISPO yang dikeluarkan dari total 6,7 juta hektar are perkebunan sawit rakyat.
ISPO juga menjadi salah satu persyaratan legal bagi pekebun untuk memenuhi ketentuan antideforestasi Uni Eropa (UE) terhadap produk sawit.
Lalu bagaimana strategi pemerintah dan asosiasi mendorong perluasan ISPO untuk perkebunan rakyat? Kendala apa saja yang kerap dihadapi dan bagaimana upaya mengatasinya? Untuk mengupasnya secara tuntas, CNBC Indonesia menginisiasi Sawit Week 2023 yang akan mengupas tuntas berbagai topik dan isu strategis industri kelapa sawit Indonesia.
CNBC Indonesia Sawit Week 2023 akan berlangsung pada 26-27 Juni &3-4 Juli 2023 dengan tema 'Palm Oil for Sustainable Economy'. Menghadirkan dialog eksklusif yang mempertemukan seluruh stakeholder, mulai dari pengusaha, regulator hingga akademisi, untuk beradu gagasan demi kemajuan industri sawit nasional.
Acara ini akan diisi dengan berbagai diskusi tentang industri sawit dengan narasumber terpercaya Wakil Menteri Perdagangan RI-Jerry Sambuaga, Dirjen Agro Kemenperin-Putu Juli Ardika, dan Dirjen Perkebunan Kementan-Andi Nur Alam Syah.
Acara ini juga didukung oleh CPOPC atau organisasi antar pemerintah negara penghasil minyak sawit. Jangan ketinggalan dan saksikan secara langsung melalui live streaming hanya di CNBC TV dan www.cnbcindonesia.com, serta Microsite Green Economic Forum.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LIVE! Bagaimana Nasib Sawit Indonesia Jika Dijegal Uni Eropa?