
NATO Respons Kudeta Wagner di Rusia, Katakan Ini ke Putin

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memberi respons kudeta kelompok Wagner yang terjadi di Rusia. Aliansi militer itu mengatakan pemberontakan oleh pasukan tentara bayaran di Rusia itu menunjukkan bahwa perang Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina adalah sebuah "kesalahan".
"Kami memantau situasi di Rusia," kata Stoltenberg kepada wartawan, dikutip AFP, Senin (26/6/2023).
"Peristiwa akhir pekan adalah masalah internal Rusia, dan satu lagi demonstrasi kesalahan strategis besar yang dilakukan Presiden Putin dengan aneksasi ilegal Krimea dan perang melawan Ukraina," jelasnya.
Hal ini ditegaskannya di Lituania, yang akan menjadi tuan rumah KTT NATO pekan depan. Di kesempatan yang sama, ia pun mengaku memantau Belarusia, di mana Putin mengirimkan nuklir Rusia ke sana.
"Kami juga memantau situasi di Belarusia," ujarnya.
"Kami mengutuk pengumuman Rusia tentang penyebaran senjata nuklir. Ini sembrono dan tidak bertanggung jawab," tambah Stoltenberg.
"Kami tidak melihat adanya indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir tetapi NATO tetap ada."
Sementara itu, negara-negara NATO juga berkomentar. Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, mengatakan pemberontakan Wagner menunjukkan bahwa Rusia adalah negara yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksi.
"Peristiwa akhir pekan lalu di Rusia menunjukkan ketidakstabilan rezim Kremlin. Tantangan serupa atau bahkan lebih besar dapat terjadi di masa depan," ujar Presiden Lituania Gitanas Mual.
"Pembentukan grup Wagner di Belarusia bisa menjadi faktor tambahan," imbuhnya.
Pemberontakan Wagner terjadi akhir pekan. Ketidakpercayaan kelompok yang berjuang demi Rusia di Ukraina Timur itu terjadi karena selisih antara bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, dengan Kementerian Pertahanan Rusia yang dipimpin Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.
Wagner sempat mengatakan kementerian tidak menyokong pasukannya dengan logistik yang cukup selama perang di Ukraina. Belum lagi tudingan percobaan pembunuhan ke pasukan itu.
Saat aksi dilakukan, pasukan Wagner sempat menguasai kota Rostov-on-don dan menuju Moskow. Ini membuat Putin mengumumkan penghianatan.
Namun Minggu, Prigozhin menarik pasukan. Ia melakukan itu setelah Putin mengumumkan pembatalan tudingan penghianatan kepadanya dan persetujuan diasingkannya Prigozhin ke Belarusia, sekutu dekat Rusia.
Analis memandang memang saat ini rezim Putin dapat dikatakan aman. Namun, resiko tantangan paling serius terhadap otoritas Putin dalam 23 tahun masih dapat mengantarkan periode kekacauan dan perubahan.
"Putin benar-benar kacau sekarang," kata profesor Yale dan pakar Rusia, Jeffrey Sonnenfeld, kepada CNN International.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Ketar-Ketir, Wagner Beri Ancaman Baru Perang
