
Bulan Depan, 2 Raksasa Migas Asing Ini Bakal Hengkang dari RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan raksasa migas global satu per satu bakal hengkang dari proyek kebanggaan Presiden Joko Widodo.
Mulai dari Chevron yang akan keluar dari proyek gas laut dalam Indonesia Deepwater Development (IDD) di Kalimantan Timur dan Shell dari proyek gas raksasa Blok Masela di Maluku.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan untuk proyek IDD, pemerintah akan mengambil sikap. Pasalnya, sejak Chevron menyatakan hengkang, hingga kini belum ada kejelasan siapa penggantinya.
Oleh sebab itu, ia pun meminta agar ada kepastian di bulan Juli mendatang untuk proyek ini. Mengingat pengembangan proyek IDD cukup penting untuk ketahanan energi jangka panjang.
Arifin menegaskan apabila sampai Juli ini masih belum ada kepastian, pemerintah akan mengambil pemikiran lain terkait nasib proyek IDD. Meski begitu, ia belum menjelaskan secara rinci maksud dari pemikiran lain tersebut.
"Kita harapkan Juli IDD ada kepastian kalau tidak akan kita ambil pemikiran lain," kata Arifin.
Sementara itu, untuk proyek Blok Masela sendiri, Arifin memastikan bahwa PT Pertamina (Persero) yang nantinya akan mengambil alih hak partisipasi atau participating interest (PI) milik Shell sebesar 35%. Proses pengambilalihan tersebut ditargetkan dimulai pada akhir Juni ini.
Sebelumnya, Arifin menjelaskan kedua belah pihak sejatinya sudah sepakat terkait harga PI yang akan dialih kelolakan. Namun sayang, Arifin enggan membeberkan nilai peralihan PI.
"Sudah ada angkanya, masuklah dalam targetnya yang akan ambil participating interest dan akan diselesaikan akhir bulan ini," ujar Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (16/6/2023).
Arifin menyebut Pertamina nantinya akan membayar separuh hak partisipasi tersebut terlebih dahulu sebagai tanda jadi. Kemudian separuhnya akan dibayarkan setelahnya.
"Bulan ini, itu separuhnya. Iya separuhnya dulu sebagai tanda jadi, tanda serius," kata dia. Sebelumnya, Arifin mengatakan harga pelepasan PI yang ditawarkan Shell sudah jauh di bawah US$ 1 miliar.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Prabowo! Investor Asing Penasaran Sosok 'The Next Menkeu' RI