
Eropa Jatuhkan 'Bom' ke Rusia, China Ikut Ketiban Pulung

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Uni Eropa pada Rabu (21/6/2023) menyetujui paket sanksi ke-11 terhadap Rusia atas serangannya ke Ukraina.
Dilansir Reuters, paket baru yang diungkapkan oleh Swedia sebagai presiden UE, melarang transit barang dan teknologi yang dapat membantu militer atau sektor keamanan Rusia.
Kebaruan terbesar, kata para diplomat, adalah memungkinkan pembatasan penjualan barang dan teknologi penggunaan ganda yang sensitif ke negara ketiga yang mungkin menjualnya ke Rusia. Nama-nama negara tersebut dapat ditambahkan ke lampiran peraturan sanksi UE dengan persetujuan bulat dari semua 27 anggota.
Pejabat UE telah lama mengkhawatirkan lonjakan permintaan produk UE dari tetangga Rusia seperti Armenia, Kazakhstan atau Kyrgyzstan dan dari Uni Emirat Arab, Turki, atau China.
Moskow membenarkan perang di Ukraina sebagai pertempuran eksistensial untuk keamanannya sendiri dan mengatakan Barat gagal dalam upaya agresif untuk mencekik ekonominya dan menghancurkan kekuatannya.
Paket UE juga memperpanjang penangguhan lisensi penyiaran UE untuk lima media yang dikontrol negara Rusia.
Untuk mengekang praktik kapal yang memuat minyak mentah Rusia atau produk minyak bumi di laut, paket tersebut melarang akses ke pelabuhan UE untuk kapal yang melakukan transfer antar kapal jika ada alasan untuk mencurigai bahwa muatan tersebut berasal dari Rusia.
Keberatan
Paket itu menambahkan 71 orang dan 33 entitas lagi kepada mereka yang dilarang dari UE dan aset UE dibekukan, karena terlibat dalam deportasi ilegal anak-anak Ukraina ke Rusia.
Adapun, kesepakatan itu, yang dibuat sejak April, telah tertahan oleh keberatan dari Hungaria dan Yunani atas pendaftaran beberapa perusahaan mereka oleh Ukraina sebagai sponsor perang, karena mereka melakukan bisnis dengan Rusia atau dengan cara lain berkontribusi pada upaya perang Moskow.
Semalam, Ukraina menghapus lima perusahaan pelayaran Yunani dari daftarnya, mengamankan dukungan Athena untuk paket tersebut.
Hungaria mendukung sanksi baru meskipun bank OTP-nya tetap berada dalam daftar Ukraina, tetapi mengatakan akan kembali berdiskusi ketika UE membahas tahap uang baru untuk Ukraina dari Fasilitas Perdamaian Eropa.
Masalah kontroversial lainnya, yang mendapat dukungan Jerman, adalah pencantuman dalam draf nama delapan perusahaan China, yang diyakini UE menjual barang-barang Rusia yang dapat membantu perangnya.
Nama-nama itu bocor pada awal Mei dan sejak itu, setelah kontak tingkat tinggi antara Komisi Eropa dan China, Beijing membuat komitmen untuk menekan perusahaan-perusahaan ini agar menghentikan aktivitas mereka, kata para diplomat.
Akibatnya, lima dikeluarkan dari daftar. Tiga yang tersisa, terdaftar di Hong Kong dan sedikit diketahui, diduga milik Rusia.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dihantam 10 Putaran Sanksi, Apa Kabar Perdagangan Rusia-UE?