Internasional

Rusia Kena Hujan Sanksi, China Buka Suara Membela

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
27 February 2024 14:20
Bendera nasional Rusia berkibar di depan Aula Besar Rakyat sebelum upacara penyambutan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin di Beijing pada 24 Mei 2023. (THOMAS PETER/POOL/AFP via Getty Images)
Foto: Bendera nasional Rusia berkibar di depan Aula Besar Rakyat sebelum upacara penyambutan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin di Beijing pada 24 Mei 2023. (POOL/AFP via Getty Images/THOMAS PETER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan China menyebut sanksi terbaru yang diterapkan Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia dan mitra-mitranya, termasuk China, telah merusak hubungan perdagangan global.

"Pendekatan AS adalah contoh umum dari sanksi unilateral, 'yurisdiksi jangka panjang', dan pemaksaan ekonomi, yang melemahkan peraturan dan ketertiban ekonomi dan perdagangan internasional, serta merugikan perdagangan internasional, keamanan dan stabilitas industri global dan rantai pasokan," kata kementerian itu melalui situs resminya pada Senin (26/2/2024), seperti dikutip RT.

Beijing menekankan bahwa mereka dengan tegas menentang tindakan tersebut dan berjanji untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk "dengan tegas menjaga hak dan kepentingan sah perusahaan China."

Pada Jumat pekan lalu, Departemen Keuangan AS mengumumkan daftar sanksi baru yang menargetkan sekitar 500 individu dan entitas di Rusia, serta beberapa perusahaan China, karena alasan terkait Rusia.

Pekan lalu, Uni Eropa (UE) dan Inggris juga memasukkan beberapa perusahaan China ke dalam sanksi terbaru mereka terhadap Rusia. Beijing merespons pada Senin dengan menuduh Brussels dan London sengaja mengabaikan tren perkembangan positif dalam hubungan mereka dengan Beijing.

Kementerian tersebut menekankan bahwa sanksi terhadap perusahaan China tidak memiliki dasar dalam hukum internasional. Mereka juga memperingatkan bahwa sanksi tersebut akan berdampak negatif pada hubungan ekonomi dan perdagangan UE dan Inggris dengan China kecuali jika dicabut.

Daftar sanksi AS terbaru mencakup sistem kartu pembayaran Mir Rusia, perusahaan energi Rusia dan perusahaan yang terkait dengan sektor industri militer, serta sejumlah individu termasuk tentara, tokoh yang terlibat dalam pengadaan militer, dan eksekutif keuangan.

Beberapa orang yang disebutkan namanya tidak tinggal di Rusia dan berbasis di negara-negara seperti China, Uni Emirat Arab (UEA), dan Vietnam.

Sementara Moskow menanggapi pembatasan terbaru ini dengan menyebutnya sebagai "upaya sia-sia untuk memberikan tekanan pada Rusia."

Kremlin juga mengumumkan bahwa mereka telah "secara signifikan memperluas" daftar sanksinya terhadap pejabat, entitas, dan individu Eropa, khususnya mereka yang bertanggung jawab untuk "memberikan bantuan militer kepada rezim neo-Nazi di Kiev."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru Ke Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular